Lapas Sukabumi Over Kapasitas, 15 Warga Binaan Dipindahkan

Lapas Kelas IIB Sukabumi
Belasan warga binaan Lapas Kelas IIB Sukabumi saat hendak dipindahkan, Kamis (30/9).

SUKABUMI — Guna mengurangi over kapasitas, peningkatan keamanan dan pembinaan secara berkelanjutan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sukabumi melakukan pemindahan sebanyak 15 orang ke Lapas Kelas IIB Cianjur dan Lapas Kelas I Cirebon.

Kepala Lapas Kelas IIB Sukabumi, Christo Victor Nixon Toar mengatakan, seizin Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, Lapas Kelas IIB Sukabumi langsung memindahkan 15 warga binaan.

Bacaan Lainnya

“Pemindahan ini dibagi kedua Lapas yaitu, lima orang ke Lapas Kelas IIB Cianjur dan 10 orang ke Lapas Kelas I Cirebon,” kata Christo kepada Radar Sukabumi, Kamis (30/9).

Dari 15 orang ini, lanjut Christo, 13 orang kasus narkotika, satu orang kasus pencurian dan satu orang kasus kekerasan dengan senjata tajam.

“Dalam pelaksanaan pemindahan ini, dilakukan dengan pengawalan delapan petugas Lapas dengan dibantu empat anggota Sabhara Polres Sukabumi Kota dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai pencegahan dan penanggulangan Covid-19,” ujarnya.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, Christo berharap, dapat mengurangi over kapasitas yang terjadi di Lapas Sukabumi, dan memberikan pembinaan lebih lanjut kepada narapidana sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Ini pun sebagai strategi kami untuk meminimalisir gangguan keamanan dan ketertiban di Lapas Kelas IIB Sukabumi,” pungkasnya.

Diberitatan sebelumnya, Christo mengaku jumlah total penghuni Lapas Sukaumi sebanyak 508 warga binaan dengan sebanyak 395 diantaranya merupakan narapidana dan 113 lainnya tahanan.

“Sejak dua tahun lalu pihak Lapas telah mengajukan penambahan luas ke Pemerintah Kota Sukabumi. Luas penambahan yang ideal dan representatif menurutnya mencapai tujuh hektare,” terangnya.

“Kami sudah menyampaikan proposal kepada pemerintah kota terkait permintaan lahan baru untuk pembangunan Lapas yang lebih ideal.

Lokasi baru yang ada tempat pelatihan. Kami minta sekitar tujuh hektare. Itu sudah sangat representatif. Rencananya dalam waktu dekat ini akan kembali kita tindaklanjuti proposal tersebut,” tambahnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *