Lapas Sukabumi Genjot Keagamaan Warga Binaan

Lapas Kelas IIB Sukabumi
Sejumlah warga binaan Lapas Kelas IIB Sukabumi saat mengikuti pembinaan kemandirian keagamaan, Jumat (15/4).

SUKABUMI — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sukabumi, tidak hentinya menggembleng pembinaan kemandirian keagamaan bagi warga binaan.

Kali ini, lebaga yang dipimpin Christo Toar menghadirkan Ustad Abdurrahman untuk mengisi tausiyah Ramadan 1443 H.

Bacaan Lainnya

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sukabumi Christo Toar mengatakan, kegiatan keagamaan ini bukan kali pertamanya diselenggarakan di Lapas Kelas IIB Sukabumi.

Namun, sudah menjadi agenda rutin khususnya saat bulan suci Ramadan. “Ya, ini sudah menjadi agenda rutin kami untuk meningkatkan pembinaan keagamaan pada warga binaan saat Ramadan,” kata Christo kepada Radar Sukabumi, Jumat (15/4).

Dengan adanya kegiatan ini, Christo berharap seluruh warga binaan dapat terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan senantiasa dapat menerapkan ilmu yang telah diberikan dikemudian hari.

“Saya ucapkan terimakasih kepada Ustad dan Buya karena telah hadir dan memberikan banyak sekali ilmu untuk kami.

Saya mengharapkan warga binaan dapat terus meningkatkan iman dan taqwa, agar mereka tersadar dan bertaubat sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama setelah selesai menjalani masa hukuman” ucapnya.

Sementara itu, dalam ceramahnya Ustad Abdurrahman menyampaikan tentang besarnya pahala orang berpuasa pada Ramadan.

Pahala ibadah di malam lailatul qadar, shalat sunnah dan kegiatan yang harus dihindari saat berpuasa agar tidak merusak pahala dan keutamaan puasa.

“Kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT karena dengan kasih sayangnya kita masih dapat menikmati puasa di Bulan Ramadan.

Barang siapa yang melaksanakan puasa di bulan yang suci ini, maka akan mendapatkan surga beserta hiasannya yang telah disempurnakan olah sang maha pencipta” bebernya.

Selain itu, sambung Abdurrahman, harus mensyukuri atas apa yang telah didapatkan pada hari ini dan kemarin, jangan menyesali situasi saat ini walaupun dalam keadaan sedih. “Tetapi, harus senantiasa mengambil hikmah apa yang telah terjadi dan didapatkan,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *