Komunitas Falakiyah Sukabumi Ajak Pengurus Masjid Atur Kembali Arah Kiblat

Komunitas Falakiyah Sukabumi
Sejumlah siswa saat mempraktek kalibrasi arah kiblat dengan mengunakan alat berbasis bayangan matahari

SUKABUMI – Ketua Komunitas Falakiyah Sukabumi (KOMFAS) Asep Deni Muttaqin mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan Hari Sejuta Kiblat, dengan memanfaatkan momen Rashdul Qiblah atau Istiwa’ A’zham, ketika posisi matahari tepat di atas Kabah, yang berlangsung pada Senin (27/5), mendatang.

Menurut Deni, menghadap Kiblat merupakan hal yang penting bagi kaum muslimin. Selain sebagai syarat sah Salat, menghadap Kiblat ini pun merupakan hal esensial ketika menyimpan jenazah sebelum dikubur serta saat memakamkannya.

Bacaan Lainnya

“Berdasarkan perhitungan astronomis, bahwa matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah pada hari Senin, 27 Mei 2024 pada pukul 16:18:43 WIB. Nantinya, ketika matahari berada tepat di atas Kabah, maka bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus dimanapun itu akan mengarah lurus ke arah Kabah. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Istiwa `Adzom atau Rashdul Qiblat.Yaitu, metode pengamatan bayangan pada saat posisi matahari berada di atas Kabah atau ketika matahari berada di jalur yang menghubungkan antara Kabah dengan suatu tempat,”terang Kang Deni sapaan akrabnya kepada Radar Sukabumi, Kamis (23/5).

Ditambahkannya, berdasarkan pada deklinasi matahari, yaitu pergerakan matahari ke utara dan selatan bumi yang berubah setiap harinya, waktu rashdul qiblat dapat ditentukan, ketika posisi matahari ketika berada tepat di atas Kabah walaupun posisinya sedikit condong ke sebelah utara atau sebelah selatan Kabah. “Peristiwa ini ditandai dengan adanya persamaan lintang Kabah 210 25’ 20” Lintang Utara (LU) dengan deklinasi matahari,” tambahnya.

Kang Deni yang juga Ketua Bidang Kalibrasi Arah Kiblat di Badan Hisab Rukyat (BHR) Kota Sukabumi menjelaskan, bahwa berdasarkan tinjauan astronomis atau ilmu falak, terdapat beberapa teknik dalam mengkalibrasi arah kiblat yang diantaranya dengan mengunakan bayangan matahari bisa dilakukan dengan tiga cara.

Pertama, bayangan matahari setiap saat. Arah kiblat dapat dihitung dengan mengunakan alat ukur yaitu Theodolite, Mizwala, Istiwa `ain, Qiblaty Qibla Locator yang sudah dilengkapi dengan aplikasi berdasarkan perhitungan Spherical Trigonometri, Ellipsoid atau Vincenty.

Kedua, dengan bayangan matahari harian. Di mana, pengamatan bayangan matahari tahunan waktu dan situasinya terbatas, sehingga perlu mengantisipasinya dengan gunakan pengamatan bayangan harian. Yakni pada hari-hari itu bayangan matahari menghadap ke arah Kiblat.

” Akurasinya sama saja dengan bayangan matahari tahunan. Adapun untuk Wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi bayangang matahari harian dua hari sebelum dan sesudahnya adalah pada tanggal 25 Mei 2024 pukul 16:12 WIB, tanggal 26 Mei 2024 pukul 16:15 WIB, tanggal 27 Mei 2024 pukul 16:18 WIB, tanggal 28 Mei 2024 pukul 16:20 WIB dan tanggal 29 Mei 2024 pukul 16:23 WIB,” ungkapnya.

Ketiga dengan cara bayangan Matahari Tahunan atau lebih dikenal dengan Rashdul Kiblat/Istiwa `Adhom yang terjadi dua kali tiap tahunnya. Yaitu tanggal 27 Mei 2020 Jam 12:17:55 waktu Makkah atau 16:17:55 WIB dan tanggal 15 Juli 2020 Jam 12:26:43 waktu Makkah atau 16:26:43 WIB.

“KOMFAS dalam lima tahun terakhir telah melakukan kalibrasi terhadap 680 masjid atau 77 persen dari 888 masjid yang ada di Kota Sukabumi. Dengan hasil kalibrasi 407 masjid atau 60 persen mengalami deviasi/melenceng dengan derajat antara 30 – 250, sedangkan sisanya sebanyak 274 masjid atau 40 persen presisi/akurat. Padahal apabila 10 saja melenceng, bila dihitung jarak antara Kota Sukabumi dengan Kabah antara 7.960 – 7.970 KM, maka kemelencengannya mencapai 111 KM dari Ka`bah. Pertimbangan inilah yang menurutnya penting untuk melakukan Kalibrasi Arah Kiblat pada peristiwa tahunan tanggal 27 Mei nanti.” paparnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *