INovasi KKP Untuk Bioflok Ikan Nila

SETELAH sebelumnya sukses pada mengembangkan teknologi budidaya sistem bioflok untuk ikan Lele, Kali ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) kembali menerapkan teknologi ramah lingkungan tersebut untuk ikan Nila di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, kemarin(18/4).

Alhasil dari percobaan yang dilakukan, hasilnya sangat signifikan, bahkan mengalami berbagai keuntungan.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengungkapkan penerapan dan pengembangan budidaya Nila sistem bioflok ini merupakan hasil inovasi yang dilakukan DJPB terhadap teknologi yang efektif dan efisien termasuk dalam penggunaan sumberdaya air, lahan, pakan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim.

“Berdasarkan hasil pengujian, bahwa teknologi bioflok pada ikan nila ini dapat meningkatka kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) hingga lebih dari 90 persen dan tanpa penggantian air,” aku Slamet kepada awak media disela-sela launching Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok dan Sosialisasi Program Prioritas di BBPBAT Sukabumi.

Menurut dia, tekhnologi bioflok dapat menekankan angka perbandingan feed Conversion Ratio (FCR) sebesar 1,03. Dimana meringankan untuk pemberian pakan bagi ikan nila.

Tidak hanya itu, pada proses pembesara ikan nila pun mampu meningkatkan produktivitas hingga 25-30 kilogram permeter kubik. Benih awal yang ditebar berukuran 8-10 sentimeter.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *