SUKABUMI – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi mendapat laporan cukup banyak para Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan pusat pembelanjaan di Kota Sukabumi tutup. Hal itu, karena askes menuju pusat keramaian di Kota Sukabumi dibatasi sehingga berdampak pada penghasilannya.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi, Didin Syafrudin. Menurutnya, pasca akses menuju ke kawasan pusat pembelanjaan di Jalan A Yani dan sekitarnya dibatasi, tentunya bakal berdampak perekonomian di wilayah tersebut.
“Ya, kami mendapat beberapa laporan bahwa cukup banyak PKL yang memilih tutup, faktornya sendiri karena ruang gerak masyarakat ke wilayah pusat keramaian memang terbatasi, sehingga pastinya berdampak pada pemasukannya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, Selasa (12/5).
Dari hasil pendataan dilapagan, mayoritas PKL yang ada di kawasan pusat keramaian itu bukan merupakan masyarakat Kota Sukabumi. Sedankan untuk pertokoan yang tutup, pihaknya belum mendapatkan laporan.
“Mayoritas bukan warga Kota Sukabumi, jadi ada yang pulang ke daerahnya masing-masing ataupun lainnya. Kalau untuk pertokoan saya belum mendapatkan laporannya,” sebutnya.
Adapun tentang bantuan bagi para pedagang, UMKM yang terdampak Covid-19, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendataan. Data tersebut, disampaikan ke Provinsi Jawa Barat. Sedangkan, berkaitan dengan jenis bantuan dan lainnya pihakjnya amsih menunggu pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
“Sejauh ini, kami masih melakukan pendataan. Baik data yang sduah ada itu sebelumnya telah di pinta oleh provinsi, untuk selanjutnya pasti kami kabarkan,” pungkasnya. (upi/t)