Ada Monopoli di KONI? *Rapat RAT KONI Nyaris Ricuh

CITAMIANG— Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Sukabumi, berlangsung panas. Bahkan, kegiatan yang diselenggarakan di Kantor KONI Kota Sukabumi Jalan RH Didi Sukardi Kelurahan Gedongpanjang Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi itu nyaris ricuh.

Sejumlah Pengurus Cabang Olahraga (Cabor) menghujani interupsi dalam kegiatan tersebut dan melakukan aksi Walk Out. Hal itu dipicu lantaran, rapat RAT tidak sesuai agenda semestinya. Terlebih, dinilai ada penggiringan untuk pemilihan ketua yang berasal dari incumbent.

Bacaan Lainnya

“Saya diajak untuk masuk ke ruangan dan disodorkan menandatangi berkas dukungan yang dimana sudah ada beberapa berkas sebelumnya. Ini sudah tidak sportif,” kata salah seorang pengurus Cabor Pertina Kota Sukabumi, Iwan Hermawan kepada Radar Sukabumi. Apalagi menurut Wawan, dirinya sudah tidak nyaman dengan kepengurusan saat ini, sebab dinilai kurang memberikan perhatian kepada atlet. “Ya minimal mereka bisa hadir saat kami berlatih,” keluhnya.

Selain itu, nada protes pun muncul dari belasan Cabor lain, diantaranya Ketua Perpani Kota Sukabumi, Mochamad Yonan. Menurut dia, penyelenggaraan RAT sudah melenceng dari jadwal yang ditentukan dan tidak sehat. Dimana, rapat yang seharusnya memberikan pandangan capaian program dan laporan kegiatan ditahun sebelumnya, namun para peserta RAT disodorkan untuk mendukung pencalonan kembali ketua dari incumbent.

” Yang kita inginkan kita fokus kepada Porda. Kalau pun nanti kepengurusan habis bulan Oktober, bisa diajukan perpanjangan selama enam bulan ke Jawa Barat,” tegasnya. Ditambahkan Yonan, siapapun nantinya yang memimpin KONI Kota Sukabumi sesuai mekanisme organisasi sesuai AD/ART yang ada. Ia pun meminta, Cabor yang mendukung itu harus diverifikasi terlebih dahulu, untuk mengetahui keabsahannya.

Sebab tidak menutup kemungkinan ada Cabor yang sudah masa kepengurusannya habis. “Kalau masa kepengurusannya habis tidak punya hak suara. Terus itu ada Cabor yang ingin mencabut mandat dukungan kok tidak boleh. Ini sudah tidak sehat,” tambahnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *