Walikota Sukabumi Apresiasi Pelatihan Spesialis Bedah Syaraf Se-Indonesia

workshop kesehatan
FOTO BERSAMA: Walikota Sukabumi foto bersama para peserta dan panitia workshop spesialis bedah saraf di RSUD R Syamsudin SH, belum lama ini. FT: IST

SUKABUMI— Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi mejadi tuan rumah pertemuan dokter bedah saraf se-Indonesia, Sabtu (3/9). Kegiatan Symposium, Workshop, Live Demo, dan Surgery yang diusung Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia dan Axon Pain Intervention Center ini, dihadiri langsung Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih.

Dalam kesempatannya, Fahmi menekankan para spesialis bedah syaraf harus adaftif dengan perkembangan yang ada terutama teknologi, sehingga ada komitmen para spesialis bedah syarat makin adaftif menemukan formulasi yang tepat dengan dinamika perkembangan yang cepat. Sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan.

Bacaan Lainnya

” Alhamdulillah RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi jadi tuan rumah berkumpulnya spesialis bedah syaraf Indonesia. Dalam momen ini ia menekankan para spesialis bedah syaraf harus adaftif dengan perkembangan yang ada terutama teknologi, ” ujar Fahmi, Sabtu (3/9).

Fahmi juga berharap kegiatan tersebut juga dapat mendongkrak ekonomi di Kota Sukabumi. Selain memberikan gagasan baru pada pelayanan medis terkait penyakit nyeri. “Harapannya, ini juga bisa menjadi ekonomi baru bagi warga Sukabumi. Sehingga warga yang memiliki permasalahan terkait nyeri tidak perlu jauh-jauh berobat ke luar kota,” tandasnya.

Sementara itu, panitia kegiatan yang juga salah satu Dokter Spesialis Bedah Saraf RS R Syamsudin SH, Neizar Alwan mengatakan, kegiatan yang dilakukannya ini merupakan salah satu edukasi untuk penyakit Saraf terjepit dengan teknik terbaru, yaitu melalui Percutaneous Endoscopic Lumbar Disektomi (PELD).

“Kalau selama ini yang namanya nyeri itu diobati dengan pil, minum obat atau disuntik. Untuk penyakit terjepit Saraf tulang belakang itu, kini ada teknik terbaru yaitu dengan cara namanya (PELD),” terang Neizar. “Jadi artinya pasien hanya dibelek kurang dari satu senti, lalu teknik operasinya seperti itu diambil Saraf yang terjepitnya. Setelah itu dilakukan juga radio frekuensi dengan DRG. Setelah dilakukan itu biasanya pasien akan bebas nyeri, namun untuk alat operasinya baru ada di Jakarta,” jelasnya.

Tidak hanya edukasi sambung dia, acara ini baru pertama kali di gelar di Jawa Barat dan Sukabumi. Tentunya, melalui kegiatan tersebut menjadi ajang promosi Kota Sukabumi sebagai destinasi wisata kesehatan.“Kegiatan ini juga untuk mempromosikan Kota Sukabumi kepada dunia luar, sebagai destinasi wisata kesehatan dan kuliner,” kata Neizar.

Adapun para peserta tersebut diantaranya terdiri dari dokter spesialis saraf, dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis anestesi, dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi. Para peserta datang dari Aceh sampai Papua. “Diharapkan setelah mengikuti simposium dan workshop ini para peserta lebih kompeten dan terampil dalam menangani pasien-pasien dengan nyeri kronis,” tandasnya. (cr3/t)

workshop kesehatan
PRAKTEK: Salah seorang dokter mencoba mempraktekan cara membedah pada operasi Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD) untuk menghilangkan nyeri. FT IST

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *