Ayo Cek Tekanan Darahmu secara Rutin!

dr. Syifa Alfiah Sujana
Dokter Internsip RSI Assyifa

Bismillahirrahmaanirrahim, Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Berdasarkan data WHO tahun 2015, sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi atau sekitar satu pertiga orang di dunia.

Bacaan Lainnya

Sedangkan, dalam lingkup nasional, dari hasil Riskesdas 2013 sekitar 25,8 persen masyarakat Indonesia menderita hipertensi, namun hanya 9,5 persen yang terdiagnosis oleh Tenaga Kesehatan. Dan hanya 0,7 persen, diantaranya yang minum obat.

Data tersebut, menunjukkan bahwa hanya sedikit orang yang menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.

Sedangkan, hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan keluhan/gejala.

Kondisi tekanan darah tinggi biasanya diketahui secara tidak sengaja, saat pasien datang ke Fasilitas Kesehatan, untuk mengobati keluhannya yang lain dan melakukan pemeriksaan tekanan darah, sebagai pemeriksaan rutin di Fasyankes terkait atau bila sudah terjadi komplikasi pada penderitanya.

Hipertensi, merupakan keadaan tekanan darah dalam pembuluh darah meningkat secara kronis. Jika dibiarkan, dalam waktu yang lama, hipertensi dapat menyerang organ-organ vital dalam tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak.

Beberapa komplikasi penyakit yang dapat disebabkan oleh hipertensi adalah stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Hal tersebut dibuktikan dengan Data Survei Sample Registration (SRS) tahun 2014 menunjukkan hipertensi dan komplikasinya menjadi penyebab kematian nomor 5 tertinggi di Indonesia.

Oleh karena itu, kondisi hipertensi yang tidak disadari bersamaan dengan komplikasi berbahaya yang disebabkannya, hipertensi disebut sebagai “silent killer” atau sang pembunuh diam-diam.

Agar terhindari dari kondisi diatas, melakukan cek tekanan darah secara rutin adalah salah satu solusinya. Dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah, kondisi tekanan darah tinggi dapat dideteksi.

Pemeriksaan tekanan darah disarankan setidaknya setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali. Pemeriksaan dapat dilakukan di fasilitas Kesehatan seperti posbindu, puskesmas, klinik, maupun Rumah Sakit, atau menggunakan alat sendiri di rumah.

Lalu, apakah semua orang disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali?

Ada beberapa kondisi seseorang lebih beresiko untuk menderita hipertensi, atau disebut juga sebagai faktor resiko. Kondisi-kondisi tersebut antara lain, riwayat keluarga, usia lebih dari 50 tahun, pola hidup yang kurang sehat seperti jarang berolahraga, merokok, kurang tidur, stress berlebihan, dan asupan makan yang kurang sehat.

Pada orang-orang yang memiliki kondisi diatas, disarankan untuk memeriksakan tekanan darahnya lebih rutin.

Selain rutin melakukan cek tekanan darah, meminimalisir faktor resiko yang dapat dimodifikasi tidak kalah penting. Menerapkan pola hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, makan makanan yang bergizi, kurangi stress, dan tidur yang cukup.

Hipertensi hingga saat ini masih sering dianggap tidak penting karena tidak menyebabkan gejala secara langsung atau khas, sedangkan resiko dari kondisi kronis tersebut sangat bahaya dan mematikan.

Mari kita sayangi tubuh kita dengan menjaga kesehatannya. Di mulai dari Langkah kecil dengan rutin memeriksakan tekanan darah. Kalau bukan diri kita sendiri, siapa lagi?

Jazakillah khairan, semoga dapat bermanfaat bagi Sahabat Sehat sekalian Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *