Ayo Bersama Akhiri TBC, Indonesia Bisa !

dr .M.Fajrul Nurislami
dr .M.Fajrul Nurislami Ka.Instakasi Ranap RSI .Assyifa

SUKABUMI – Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini, biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ lain di dalam tubuh seperti tulang, ginjal, dan otak.

TB merupakan salah satu penyakit menular yang paling mematikan di dunia, terutama di negara-negara berkembang.

Bacaan Lainnya

Tuberkulosis merupakan permasalahan kesehatan global yang serius. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020, terdapat sekitar 10 juta orang yang terinfeksi TB dan sekitar 1,5 juta orang meninggal dunia akibat penyakit ini.

TB juga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar di Indonesia, yang merupakan salah satu dari 30 negara dengan kasus TB tertinggi di dunia. Indonesia menempati peringkat ke-2 setelah India dengan jumlah kasus 824 ribu. Jawa Barat sendiri menjadi peringkat ke-1 tertinggi beban TBC di Indonesia yaitu 148.737 kasus.

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kasus TB di Indonesia antara lain kemiskinan, rendahnya akses terhadap layanan kesehatan, rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya TB, serta masalah resistensi antibiotik yang semakin meningkat. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanggulangan TB harus terus dilakukan secara terpadu oleh semua pihak, baik oleh pemerintah, tenaga medis, maupun masyarakat luas.

Ada beberapa upaya pencegahan dan penanggulangan tuberkulosis (TB) yang bias sama-sama kita lakukan, diantaranya dengan melakukan Vaksinasi Bacille Calmette-Guerin (BCG).

Hal ini, merupakan salah satu cara pencegahan TB yang efektif. Vaksinasi ini direkomendasikan untuk setiap bayi yang baru lahir terutama di daerah dengan prevalensi TB yang tinggi.

Kedua, deteksi dini dan pengobatan. Cara ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Pemeriksaan dahak adalah salah satu cara untuk mendeteksi TB.

Jika ditemukan kuman TB, maka pengobatan harus segera dimulai dan harus dilakukan secara teratur hingga masa pengobatan selesai.

Selain itu, melakukan promosi kesehatan. Di mana, cara ini pun sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya TB, cara penularan, dan upaya pencegahan. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye sosialisasi, edukasi, dan informasi tentang TB.

Adapun metode lainnya yakni dengan, penanganan kasus TB resisten antibiotic. Di mana, semakin meningkat dan menjadi masalah kesehatan global. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengobatan dengan antibiotik yang tepat dan dilakukan dengan disiplin.

Selain itu, peningkatan akses layanan kesehatan perlu dilakukan hingga ke daerah-daerah terpencil atau yang sulit dijangkau akan membantu meningkatkan deteksi dan pengobatan TB.

Yang tidak kalah penting yakni, penanganan faktor risiko seperti malnutrisi, HIV/AIDS, dan merokok harus ditangani secara terpadu untuk mengurangi risiko terkena TB.

Upaya pencegahan dan penanggulangan TB harus dilakukan secara terpadu oleh pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat luas untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini. (*)