58 Puskesmas Adakan Bimtek

SUKABUMI— Sebanyak 58 Puskemas yang ada di Kabupaten Sukabumi mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program DBD, Chikungunya, Zika dan JE. Bimtek yang dilaksanakan di Hotel Pangrango Selabintana pada 25 Juli 2018 khusus dihadiri oleh petugas surveilance di 58 Puskesmas.

Kepala Seksi Kasie pengendalian penyakit Dinkes Kabupaten Sukabumi dr. Rika Mutiara dalam memberikan materinya mengatakan, bahwa tujuan diadakanya bimtek adalah agar yang Didapatkan semua data hasil kegiatan Pencatatan dan Pelaporan Program P2 Arbovirosis dari Puskesmas, dan data lainnya yang berkaitan, serta dilaporkan data tersebut kepada jenjang administrasi di atasnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, akurat, berkala.

Bacaan Lainnya

“Kalau tujuan khusus kegiatan ini, pertama tercatatnya semua data dari hasil kegiatan Puskesmas dan data yang berkaitan dalam format-format yang telah ditentukan dengan benar dan bersinambungan, kedua terlapornya data tersebut di jenjang administrasi yang lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan dan mempergunakan format yang telah ditetapkan secara benar, berkelanjutan dan teratur dan ketiga Tervalidasinya data jumlah kasus antara Puskesmas dan Program di Kabupaten, “ujar dr Rika dalam rilisnya.

Adapun latar belakang dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk menekan terjadinya penyakit, Demam Berdarah Dangue (DBD) di Indonesia khususnya di Kabupaten Sukabumi, soalnya penyakit DBD ini merupakan salah satu penyakit endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dan daerah terjangkit semakin meluas hingga bahkan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Sampai saat ini penyakit Arbovirosis,khususnya DBD belum di temukan vaksin dan obat virus BDB dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.

Kerugian sosial yang terjadi antara lain menimbulkan kepanikan dalam keluarga,kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup. Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal,sedangkan dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang dikeluarkan selain pengobatan.

“Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan Pengendalian Program P2 Arbovirosis. Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan Pengendalian program P2 Arbovirosis yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan Kegiatan Pengendalian Program P2 Arbovirosis, “tukasnya.

 

(*/hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *