Warga Waluran Dambakan Jembatan Permanen

Seorang pengendara sepeda motor tampak hati-hati saat melintasi jembatan rusak, Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran

RADARSUKABUMI.com –Warga Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi mengharapkan jembatan permanen yang melintasi sungai Cikarang. Pasalnya, jembatan yang memiliki panjang lebih dari 20 meter dengan lebar sekitar tiga meter ini, kondisinya sudah rusak akibat termakan usia.

Jembatan yang melintasi sungai Cikarang tersebut, kini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Lantaran, badan jembatan yang terbuat dari alas kayu itu, sudah banyak yang bolong. Kondisi ini, selain menghambat pertumbuhan ekonomi warga sekitar, juga dapat mengancam keselamatan warga saat melintasi jembatan yang rusak parah itu.

Bacaan Lainnya

Kepala Kerusuhan (Kadus) 2 Cikarang, Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran, Hendri Gunawan mengatakan, sudah puluhan tahun silam kondisi jembatan ini, tidak diperbaiki pemerintah. Sehingga tidak ayal jembatan kondisinya rusak parah.

Padahal, jembatan tersebut merupakan akses vital warga menuju tempat publik. Seperti Puskesmas, pasar, pendidikan dan area publik lainnya. “Jembatan ini, merupakan satu-satunya akses warga menuju tempat publik,” jelas Hendri kepada Radar Sukabumi, Jumat (26/6).

Jembatan yang menghubungkan dua kecamatan di wilayah Pajampangan ini, selain dimanfaatkan warga menuju tempat publik, juga sebagai akses warga untuk mempermudah dalam mengangkut hasil pertanian untuk di jual ke pasar.

“Kami khawatir, jika jembatan ini tidak segera diperbaiki dapat mengancam keselamatan warga,” paparnya.

Sementara itu, Kaur Keuangan Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran, Abu mengatakan, pihaknya membenarkan perihal jembatan penghubung dua kecamatan itu, kondisinya sudah rusak parah. Bahkan, pada beberapa tahun silam, terdapat seorang anak yang terperosok saat melintasi jembatan itu.

“Kalau korban jiwa atau warga yang jatuh ke sungai tidak ada. Hanya saja, memang ada seorang anak yang melintasi jalan itu, terperosok karena menginjak badan jembatan yang bolong,” katanya.

Menurutnya, jembatan penghubung dua kecamatan ini bukan milik pemerintah desa, selain itu, pemerintah Desa Mangunjaya sudah berusaha maksimal untuk memperbaiki jembatan itu. Diantaranya, mengajukan permohonan melalaui proposal untuk bantuan pembangunan jembatan itu, kepada semua intansi.

Namun, hingga saat ini tidak pernah mendapatkan respon yang jelas. “Makanya jembatan itu, akan dibangun oleh pemerintah Desa Mangunjaya. Karena, kami meminta bantuan juga tidak mendapatkan respon. Terlebih lagi, ada jembatan rusak yang lokasinya berada di luar desa kita, juga ada yang dibangun menggunakan dana desa,” paparnya.

Sebenarnya pada April 2020 lalu, sambung Abu, jembatan rusak ini akan dibanguan oleh pemerintah Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran. Namun, karena anggaranya terserap untuk penanganan Covid 19 melalui BLT DD, maka pembangunan jembatan itu, tertunda.

Meski demikian, pemerintah desa akan berupaya maksimal untuk memperbaiki dan membangun jembatan ini, dengan cara dibeton. Mengingat kondisi jembatan sudah sangat mengkhawatirkan.

“Insya Allah rencananya akan segera dibangun pada tahun ini. Namun, untuk waktunya belum bisa ditentukan melihat perkembangan situasi dan kondisi wabah virus corona. Sementara kalau untuk biayanya sendiri akan menggunakan anggaran dari dana desa sekitar Rp40 juta,” timpalnya.

Pihaknya menambahkan, bila jembatan ini sudah selesai dibangun, maka akses jembatan ini bukan hanya dapat dilintasi kendaraan roda dua saja, akan tetapi juga dapat dimanfaatkan kendaraan roda empat, khususnya yang bermuatan hasil pertanian warga sekitar. “Tentunya, hal ini dapat mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi warga sekitar,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *