Warga Citepus Sukabumi Dianiaya Bos Tahu Bulat

Penganiayaan
Ilustrasi

SUKABUMI – Ilham Wijaya, warga asal Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah orang di Depok, Jawa Barat.

Diduga para pelaku penganiayaan merupakan kerabat bisnisnya. Insiden tersebut direkam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial.

Bacaan Lainnya

Ilham sendiri yang telah mengupload tiga buah rekaman video penganiayaan yang menimpa dirinya, hingga video itu viral, bahkan mendapatkan ribuan komentar dari warganet. Korban mengaku sengaja memviralkan video itu dengan harapan pelaku segera bisa ditangkap.

Dia juga mengaku sudah membuat laporan terkait kejadian itu di Polres Depok, kabar yang terakhir ia terima dari kepolisian, para pelaku belum ditangkap.

“(Pelaku) belum diamankan, kabar terakhir dari polisi masih pengembangan,” kata Ilham melalui sambungan telepon kepada wartawan, Kamis (28/4).

Ilham membeberkan kronologi pengeroyokan itu, bermula dari keinginannya untuk membuka usaha tahu bulat sendiri atau terpisah dari pelaku yang merupakan bosnya.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin, 18 April 2022 lalu. Bahkan pelaku adalah sama-sama warga Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

“Masalah bisnis, dia tidak terima saya pindah ke pihak lain, alasan pindah dan buat bisnis baru karena setahun lebih sama dia enggak dapat hasil apa-apa.

Mungkin emosi saya pindah dari dia karena saya merasa enggak dapat hasil apa apa sama dia yang ada malah timbul hutang.

Karena saya ambil kesimpulan karena saya juga pebisnis, mana yang lebih menguntungkan saya ambil,” kata Ilham.

Dia menduga bosnya mulai mencium gelagat rencananya yang akan membuat usaha berjualan tahu bulat sendiri. Lalu sang bos mengundang dirinya ke rumah dengan maksud untuk melakukan penganiayaan.

“Padahal saya belum mulai baru rencana baru berkomunikasi dengan orang yang merespons (ajakan bisnis berjualan tahu bulat).

Tanggal 18 April saya dipanggil dan katanya mau membagikan parsel ke anak-anak, kan saya punya karyawan disitu saya statusnya pengelola akhirnya saya datang,” ungkapnya.

Ilham mengaku tidak tahu ada rencana mau menghakiminya dan langsung datang ke rumah. Setibanya di rumah sang bos, Ilham langsung dihajarnya.

“Dia hanya bilang, ‘lu nantangin gua maunya apa gitu’ kan sambil nunjuk, dia sudah komunikasi mau janjian sama keluarga mau kumpul di rumahnya. Itu ada empat orang yang dikeroyok termasuk saya, statusnya sama seperti saya pengelola juga,” paparnya.

Tidak hanya Ilham, tiga temannya juga dikeroyok secara bergantian oleh keluarga bosnya. “Kalau yang mukul ada enam orang, kami dipukul bergantian saya yang paling parah.

Awalnya bos saya, kemudian datang keluarganya saya dipukul lagi begitu terus. Sampai akhirnya saya melapor ke polisi terkait kejadian itu, saya melapor di Polres Depok,” tuturnya.

Saat ini Ilham tengah mengamankan diri, karena takut mendapat teror dari para pelaku yang disebutnya masih satu keluarga. Ilham sendiri berada di Depok atas undangan dari pelaku yang juga bosnya di usaha dagang tahu bulat.

“Dia masih tetangga saya di Citepus, Palabuhanratu, saya enggak pulang. Posisi sedang mengamankan diri, takut ada intimidasi. Saya yang paling berat yang menerima pukulan karena pengeroyokan.

Yang lapor ke Polres saya sementara yang tiganya jadi saksi korban. Nah selama jadi saksi korban yang dua ini keluarga diteror, satu masih pamannya, saat kejadian dipukulin juga,” tandasnya. (ris/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *