Tol Gate Pasar Palabuhanratu Diprotes

PALABUHANRATU – Puluhan warga pasar dan ojek mengeluhkan adanya tolgate atau palang otomatis di sekitar Pasar Semi Modern Palabuhanratu.

Keberadaan tolgate dinilai merugikan bagi para pengojek karena harus membayar retribusi.

Bacaan Lainnya

Sementara, bagi warga pasar, keberadaan tolgate dinilai mempengaruhi omzet penjualan. Mereka menuntut pemerintah segera mencabut tolget tersebut dengan harapan retribusi dan omzet penjualan kembali meningkat seperti sediakala.

Salah seorang warga pasar, Sapnil (45) mengaku, keberadaan palang otomatis di sekitar toko miliknya berdampak pada minimnya penjualan hingga akhirnya pendapatan dari usaha tersebut kian berkurang.

Alasannya, para pembeli merasa tanggung, terlebih harus membayar retribusi yang dianjurkan pihak pengelola tolgate.

“Saya merasa terganggu, mengapa tidak sejak adanya tolgate pembeli jadi berkurang jumlahnya. Karena itu, saya minta pihak terkait untuk mencabut lagi keberadaan tolgate tersebut,” paparnya kepada Radar Sukabumi disela audensi dengan pihak pengelola tolgate, selasa (19/9/2017).

Bahkan, kata Sapnil keluhan adanya tolgate bukan hanya dirinya, warga pasar lainnya mengalami keluhan sama.

Apalagi, hal tersebut berkaitan dengan hajat warga pasar yang memiliki tempat usaha.

“Keluhan ini, tidak hanya saya pribadi temen-temen yang lain juga merasa terganggu dengan adanya tolgate dan meminta untuk ditiadakan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Ojeg Palabuhanratu (GOP) Asep Parid (40) menjelaskan, sejak adanya tolgate para pengemudi ojek seringkali seringkali mendapat tagihan parkir.

Padahal, sebelumnya, sudah sepakat khusus pagi pengemudi ojek sebelumnya tidak dipungut biaya apapun.

“Saya merasa keberatan, tukang ojek yang sedang mangkal di pangkalan dalam pasar selalu dikenakan retribusi parkir palang otomatis. Hal ini, jelas kita dirugikan dengan pemasangan atau pengaktipan tolget,” terangnya.

Apalagi, kata Asep, sebelum pemasangan tolgate, pihaknya bersama pengelola sudah sepakat dan bahkan sudah ada upaya sosialiasi dengan tidak menargetkan tarif. Faktanya masih ada penarikan dan itu sangat merugikan.

“Kalau masalah tukang ojeg sederhana, apalagi saya dari awal sudah mensosialisasikan bahwa tukang ojeg yang masuk area pasar tidak di pungut biaya parkir. Dengan catatan harus mengambil kartu tiket parkirnya alasannya untuk mengantisipasi adanya dugaan pencurian, diluar itu sebetulnya tidak masalah,” akunya.

Ditempat yang sama, Direktur PT Global Teknologi Iwan Nadadap mengatakan, selaku perusahaan pengelola tolgate, pihaknya berjanji mencari solusi agar keluhan masyarakat.

Hanya, dirinya menegaskan, keberadaan tolgate dinilai tidak merugikan khususnya bagi para pedagang.

Alasannya, tolgate dinilai terlalu ribet dan itu biasa karena warga belum terbiasa.

“Saya akan mencari solusi yang terbaik atas keluhan yang di keluhkan para pihak,” tukasnya.

(cr10/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *