Tiga Rumah Diterjang Anging Puting Beliung

Beberapa warga Kampung Pojok, Rt (2/11) Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, saat memperbaiki genting yang diterjang puting beliung, Minggu (15/12).(FOTO : FOR RADAR SUKABUMI)

GUNUNGGURUH — Tiga rumah warga Kampung Pojok, RT 2/11, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, mengalami kerusakan, akibat disapu angin puting beliung.

Untuk itu, Pemerintah Kecamatan Gunungguruh menghimbau kepada seluruh warganya agar mewaspadai mengenai ancaman bencana alam di musim hujan.

Bacaan Lainnya

Camat Gunungguruh, Erry Erstanto mengatakan, berdasarkan SK Bupati Sukabumi, saat ini daerah Kabupaten Sukabumi telah ditetapkan sebagai daerah siaga bencana banjir dan longsor itu, terhitung sejak Desember 2019 sampai Juni 2020 mendatang.

“Untuk mengantisipasi dan mengurangi resiko bencana alam, kami bersama seluruh pemerintah desa yang ada di Kecamatan Gunungguruh, di himbau untuk meningkatkan kewaspadaannya dari segala potensi bencana alam,” jelas Erry kepada Radar Sukabumi, Minggu (15/12).

Selain koordinasi dengan seluruh pemerintah desa, sambung Erry, pemerintah Kecamatan Gunungguruh juga telah menjalin kerjasama dengan Polri, TNI, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kecamatan Gunungguruh.

“Untuk mengantisipasi bencana alam di musim hujan, kami melibatkan semua pihak. Ini mesti dilakukan sebagai salah satu upaya preventif dalam menanggulangi bencana alam,” ujarnya.

Seorang anggota P2BK Kecamatan Gunungguruh, Ade mengatakan, dari berbagai macam bencana alam, bencana longsor, puting beliung dan banjir lebih berpotensi terjadi saat musim hujan. Pasalnya, pergerakan tanah akibat dorongan air hujan lebih mungkin terjadi.

“Tanah itu lebih mudah bergeser saat hujan. Ditambah lagi kondisi tanah yang memang rawan pergeseran,” katanya.

Untuk itu, ia menghimbau kepada seluruh warga Kecamatan Gunungguruh untuk meningkatkan kewaspadaannya selama musim hujan berlangsung utamanya yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor.

“Kewaspadaan ini bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, khususnya di sekitar dekat bantaran sungai serta warga yang bermukim disekitar perbukitan atau ketinggian,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *