Potensi Bencana Geopark Ciletuh Dikaji RDI MAIPARK

SUKABUMI-– Jika melihat dan mendengar kata kawasan Geopak Ciletuh Palabuhanratu tentu semua orang sepakat bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah yang indah dan istimewa, betapa tidak dengan dengan banyaknya bebatuan samudra yang muncul ke permukaan antara pertemuan tiga lempeng membuat kawasan ini diakui dunia sebagai Geopark Dunia.

Namun, siapa sangka dibalik keindahan terebut ada potensi bencana yang mengancam kawasan tersebut. Untuk itu, Group Research, Development and Innovation (RDI) MAIPARK mengadakan kegiatan Geo-Ekskursi (Seminar atau kuliah lapangan red) yang kesepuluh kalinya. Menurut direktur Utama Maskapai Asuransi dan Perusahaan Asurasi Risiko Khusus (MAIPARK) Ahmad Fauzie Darwis mengatakan, kegiatan yang dimulai tahun 2009, dilaksanakan oleh Departemen Corporate Secretary dengan melibatkan seluruh perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

Bacaan Lainnya

“Sejatinya, kami mendirikan perusahaan reasuransi khusus bencana ini karena dari data statistik gempa memang jarang terjadi, tetapi jika terjadi selalu menimbulkan dampak yang luar biasa seperti belum lama ini terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Palu, Sulawesi Tengah,”jelasnya.


Saat ini, pihaknya saat ini tengah fokus mengembangkan ke bencana lainnya seperti angin puting beliung, longsor dan lain-lain. Sehingga tidak hanya fokus terhadap gempa bumi dan tsunami saja.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, dipilihnya kawasan Geopak Cileuteuh Palabuhanratu sebagai lokasi pelatihan karyawan dan beberapa pekerja dari perusahaan asuransi lainnya karena daerah ini merupakan salah satu wilayah rawan terjadi gempa bumi dan tsunami. Sehingga mereka yang mendapatkan pelatihan ini memiliki kemampuan dalam menangani risiko bencana.

“Kami pun menggandeng Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) setempat, ahli tsunami dan ahli geologi dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB),” tambahnya.

Sebetulnya, Geo-Ekskursi ini dilaksanakan setiap tahun, sebagai wujud tanggung jawab perusahaan kepada industri asuransi untuk turut aktif meningkatkan kesadaran akan risiko bencana, khususnya dalam penilaian dan pengelolaan risiko bencana alam. “Dengan kegiatan ini juga diharapkan bisa lebih mempererat jalinan komunikasi antara perusahaan perusahaan Asuransi pemberi sesi dan Reasuransi sekaligus upaya memperkuat sinergitas antara karyawan dan ceding dalam rangka memperiancar kinerja usaha menjadi lebih baik lagi,”jelasnya.

Menurutnya, Geo- Ekskursi maka secara otomatis akan dapat menambah kemampuan dalam menangani risiko bencana yang datang dan yang tak kalah penting adalah menumbuhkan dan meningkatkan rasa memiliki Ceding Companies terhadap MAIPARK. Para peserta yang hadir pada kegiatan Geo-Ekskursi selain karyawan MAIPARK mereka adalah masing-masing satu perwakilan dari seluruh perusahaan Asuransi dan Reasuransi Umum Indonesia yang merupakan pemegang saham sekaligus mitra kerja MAIPARK serta beberapa media.

Sementara itu, Group Head RDI, Fiza Wira Atmaja mengatakan dipilihnya Sukabumi karena, agar bisa melakukan kegiatan observasi langsung yang dilakukan untuk mengeksplorasi kawasan Ciletuh, Sukabumi, dengan tujuan meningkatkan pemahaman kepada para peserta terkait kondisi dan potensi bencana di wilayah tersebut sehingga dapat pula menambah pengetahuan dan pemahaman Ceding Companies mengenai risiko bencana dalam kaitannya dengan bisnis asuransi. “Termasuk di dalamnya adalah memahami kondisi geologi dan geofisika obyek yang dikunjungi,” jelas Fiza

Ditempat terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsigaan BPBD Kabupaten Sukabumi Dudung Abdulah mengatakan Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah rawan bencana seperti gempa bumi dan tsunami. Dengan adanya seminar dan pelatihan seperti ini kepada karyawan asuransi dan reasiuransi bisa memberikan pengetahuan khusus terkait bencana.

Selain itu, keterlibatan berbagai pihak terkait pengetahuan tentang kebencanaan diperlukan, apalagi warga yang tinggal di daerah rawan gempa dan tsunami agar bisa mengikuti program asuransi agar jika terjadi bencana dan merusak harta bencana bisa mendapatkan penggantian klaim asuransi. “Gempa dan tsunami tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, tetapi harus tetap diwaspadai apalagi Kabupaten Sukabumi memiliki garis pantai sepanjang 117 km dan berada di tiga lempeng bumi seperti Lempeng Australia, Eurasia dan Cimandiri,” katanya. (*/hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *