Pertanian Ramah Lingkungan Mulai Diterapkan

KALAPANUNGGAL – Pertanian ramah lingkungan belakangan ini terus digencarkan diberbagai daerah, termasuk di Kabupaten Sukabumi. Pertanian model ini diterapkan karena hasil panen yang didapat lebih bagus dan sehat serta keasrian lingkungan tetap terjaga.

Praktisi Pertanian, Andri Hamzah menjelaskan, pertanian ramah lingkungan penting diterapkan disemua lahan pertanian. Pasalnya, selain dapat mengoptimalkan hasil, pertanian ramah lingkungan juga dapat memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia.

Bacaan Lainnya

“Ini tentunya akan menguntungkan para petani,” ujar Andri dalam workshop Pertanian Ramah Lingkungan di Kampung Nangerang, Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, belum lama ini.

Menurut dia, pupuk kimia yang digunakan secara berlebihan dapat mengubah pH tanah, membunuh mikroorganisme baik dan menghambat penyerapan zat hara oleh akar. Dalam pertanian ramah lingkungan, para petani lebih dianjurkan menggunakan pupuk organik karena memiliki banyak manfaat.

“Selain ramah lingkungan, pupuk organik secara ekologi, ekonomi dan sosial dapat dikatakan lebih menguntungkan,” imbuhnya.

Saat ini, dikenal berbagai jenis pupuk organik yaitu pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos dan pupuk organik cair. Dalam workshop ini dilakukan praktik pembuatan pupuk kompos menggunakan kotoran domba.

Pertanian ramah lingkungan, lanjut Andri, merupakan usaha pertanian yang bertujuan untuk memperoleh produksi optimal tanpa merusak lingkungan, baik secara fisik, kimia, biologi maupun ekologi.

Pertanian ramah lingkungan pada dasarnya memiliki lima pilar, yaitu produktif, menguntungkan dalam jangka panjang, diterima masyarakat, tidak menimbulkan kerusakan tanah dan air, serta memiliki resiko yang kecil.

Ketua Social Conservation Indonesia (SCI), TA Pamungkas menjelaskan, kegiatan workshop yang diadakan di Kampung Nangerang merupakan rangkaian dari Program Swadesi (Prakarsa Warga menuju Desa Lestari) dalam sub-program Pertanian Ramah Lingkungan.

Program ini merupakan bentuk kerjasama dengan Koperasi Amanah Madani kepada kelompok tani Nangerang melalui pendampingan Social Conservation Indononesia dibantu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

“Workshop ini merupakan kelanjutan dari kegiatan FGD yang dilakukan sebelumnya bersama kelompok tani sekaligus meresmikan rumah kompos yang telah dibangun sebelumnya,” timpalnya.

Ketua Kelompok Tani Nanggerang, Ruyat mengaku bersyukur dengan diadakannya kegiatan workshop dan pendampingan pertanian ramah lingkungan ini.

Pembuatan pupuk menggunakan bahan organik juga mudah diterapkan karena memanfaatkan potensi yang ada, seperti kotoran hewan dan sampah daun. “Kalau pakai pupuk organik, hasil panennya lebih bagus,” kata Rukyat.

Sementara itu, Ketua Koperasi Amanah Madani, Didin Saadilah mengatakan, mengajak petani Pulosari beralih dari pupuk kimia ke organik bukan perkara mudah. Mereka sudah percaya pada pupuk kimia dalam waktu yang sangat lama.

Tapi jika sepanjang itu petani tidak disadarkan akan kekeliruannya, masalah pangan selamanya tidak akan terselesaikan. “Karena itulah, kami bekerjasama dengan beberapa pihak untuk mendorong masyarakat Pulosari menerapkan pertanian organik lewat program Pertanian Ramah Lingkungan,” singkatnya.”(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *