Pencarian Nahkoda Hilang di Ujung Genteng Ditutup

Tim SAR gabungan, saat melakukan pencarian seorang nahkoda Kapal Motor (KM) Giant Trevaly Marlin II, Arisang (48) yang tenggelam setelah tersapu ombak di perairan Ujung Genteng.

RADAR SUKABUMI — Pencarian hari ke tujuh korban kecalakaan laut (Laka laut), seorang nahkoda Kapal Motor (KM) Giant Trevaly Marlin II, Arisang (48) yang tenggelam setelah tersapu ombak di perairan Ujung Genteng, belum juga membuahkan hasil, Jumat(1/5).

Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri mengatakan, tim SAR gabungan terdiri dari Sarda, Koramil Surade, Satpol PP Kecamatan Ciracap, Rapi Lokal 08 Sukabumi Selatan, HNSI Ujung Genteng, POKMASWAS Ujung Genteng, BALAWISTA Ujung Genteng dan relawan lainnya melakukan pencarian disekitar TKP kejadian dan penyisiran sampai ke tengah laut. Meskipun upaya telah dilakukan maksimal, namun korban belum juga berhasil ditemukan.

Bacaan Lainnya

“Sudah memasuki hari ketujuh proses pencarian korban kami lakukan. Karena tidak juga berhasil ditemukan, maka sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), maka pencarian seorang nahkoda kapal yang dinyatakan hilang diterjang ombak itu, resmi ditutup pada pukul 17.00 WIB,” jelas Okih kepada Radar Sukabumi, Jumat (1/5).

Sebelum pencarian ditutup, sambung Okih, tim SAR gabungan telah dibagi dua segment untuk melakukan upaya penyisiran terakhir. Seperti, tim I HNSI Ujunggenteng menyisir dari TPI Ujunggenteng, Area Track Pantai, Hutan Mangroop atau hutan lindung sampai Bagal Batre Ujunggenteng dengan jumlah personel empat orang.

Sementara, tim II Koorpos SAR Ciracap melakukan penyisiran mulai dari Pantai Kalapa Condong, Pantai Cibuaya, Area Konservasi Penyu, Pasir Putih sampai dengan wilayah perairan Karang Sapi, Muara Citirem dengan jumlah personel lima orang.

“Saat proses pencarian, petugas dilapangan juga ditunjang dengan sarana dan prasarana memadai. Seperti, kantong mayat, tambang dan lainnya. Sementara, untuk sarana dan prasarana lautnya, mereka membawa perahu nelayan jenis congkreng, life jaket, tali karmantel,” ujarnya.

Saat petugas melakukan proses pencarian korban laka laut itu, tim SAR gabungan terkendala cuaca yang ekstrim.

Bahkan, deburan ombak di tengah laut sampai setinggi 5,0 meter. Kondisi seperti ini, menjadi rintangan petugas saat melakukan upaya pencarian jasad korban. “Iya, gelombangnya sangat tinggi, arus kuat, luasnya serching area,” paparnya.

Proses pencarian sudah dilakukan dengan cara penyisiran di darat dan wilayah perairan. Namun, hingga saat ini jasad korban belum juga ditemukan.

Untuk itu, tim SAR gabungan pun sepakat menghentikan pencarian korban, karena selain ombak di perairan Ujunggenteng mulai pasang juga upaya pencarian sudah dilakukan selama tujuh hari sesuai dengan SOP.

“Pencarian resmi ditutup sesuai dengan SOP dan akan dilanjutkan kembali, bilamana ada informasi atau laporan terkait keberadaan jasad korban yang tenggelam ini,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *