Kawasan Industri Cikembar Berpotensi Diburu Investor

Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi, Nina Widiawati

SUKABUMI – Associate Director Research Colliers Indonesia memprediksi kawasan yang akan mengalami perkembangan pesat adalah Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Menurut, Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, kawasan Cikembar menjadi pilihan investor industri karena Bogor tak memiliki persediaan lahan lagi untuk pengembangan kawasan industri.

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi, Nina Widiawati mengungkapkan, kawasan industri di Kabupaten Sukabumi memang memiliki potensi yang cukup besar.

“Iya, bisa jadi asalkan didukung dengan infrastruktur. Jadi, jika melihat eksisting yang ada memang kawasan industri Cikembar memiliki potensi yang baik,” jelasnya saat dihubungi Radar Sukabumi, Jumat (9/10).

Nina melanjutkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu proses rampungnya revisi RTRW. Jika revisinya selesai, pihaknya bakal menyusun peta investasi di Kabupaten Sukabumi.

“Kami masih menunggu selesainya revisi RTRW, kemudian jika sudah menjadi RDTR kami akan membuat peta investasinya, sehingga saat melakukan promosi itu enak, mana kawasan industri, wisata, peternakan, pertanian dan lain-lain,” paparnya.

Lebih jauh Nina menjelaskan, berdasarkan data yang tercatat di DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, pada semester I periode Januari sampai Juni 2020, realisasi investasinya mencapai 72,71 persen atau sebesar Rp1,07 triliun dari target investasi sebesar Rp 1,48 triliun.

“Realisasi tersebut terdiri dari realisasi PMA sebesar Rp 93.87 miliar dan PMDN sebesar Rp 979,51 miliar dengan jumlah proyek sebanyak 267 dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.081 orang.

Jumlah tersebut, lebih besar bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dimana, pada 2019 realiasi investasi hanya mencapai Rp 476,62 miliar atau 79,57 persen,” paparnya.

Apabila dibandingkan pada tahun 2019, pertumbuhan investasi PMA pada Semester I Tahun 2020 telah mengalami penurunan. Yakni, 72,47 persen atau sebesar Rp247,14 miliar yaitu dari Rp 341,01 Miliar menjadi Rp 93,87 Miliar.

“Sedangkan investasi PMDN pada semester I Tahun 2020 meningkat lebih dari 100 persen atau sebesar Rp722,76 miliar yaitu dari Rp256,76 miliar di semester I Tahun 2019 ke Rp979,51 milyar,” pungkasnya. (upi/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *