Gawat! Kecamatan Gununguruh Sukabumi Rawan DBD

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Gunungguruh menggencarkan program Rumah Bebas Jentik Nyamuk (Rubentik). Program ini dalam upaya mengantisipasi penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk yang dapat mengakibatkan Demam Berdarah Dengue (DBD). Mengingat, Kecamatan Gunungguruh merupakan salah satu wilayah yang rawan DBD.

Kepala Puskesmas Kecamatan Gunungguruh, Lilih Resmiati mengatakan, berdasarkan laporan dari petugas lapangan, terhitung sejak awal Januari sampai Juli 2019, ditemukan 9 warga yang terserang DBD. Mereka terdiri dari 5 warga dinyatakan positif DBD dan 4 warga suspek DBD. Sementara, pada Januari sampai Juli 2018, di wilayah tersebut terdapat 15 warga yang terserang virus tersebut. 7 warga diantaranya positif DBD, sementara sisanya dinyatakan suspek DBD.

Bacaan Lainnya

“Kasus DBD pada tahun ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Mudah-mudahan saja tidak bertambah,” jelas Lilih kepada Radar Sukabumi, Jumat (26/7).

Meski saat ini kasus DBD mengalami penurunan, sambung Lilih, namun musim kemarau saat ini patut diwaspadai penyebaran virus DBD ini. Untuk itu, dalam mengantisipasi penyebarannya, petugas Puskesmas Kecamatan Gunungguruh selalu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat soal bahaya DBD. “Kami selalu berupaya melakukan inovasi melalui program Rubentik dalam menanggulangi penyebaran virus ini,” paparnya.

Hampir setiap tahunnya, ujar Lilih, di wilayah Puskesmas Kecamatan Gunungguruh terdapat warga yang terserang penyakit DBD. Hal ini, akibat minimnya kesadaran warga dalam menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Peran serta masyarakat sangat penting agar wilayah Kecamatan Gunungguruh terbebas dari ancaman DBD. Untuk itu, saya selalu sampaikan kepada masyarakat agar meningkatkan PHBS di rumah dan lingkungannya masing-masing,” ujarnya.

Selain menggencarkan program Rubentik, Puskesmas Kecamatan Gunungguruh juga telah membentuk kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah warga. “Program kader Jumantik sangat penting dilakukan, mengingat kondisi cuaca yang terjadi saat ini dapat berpotensi berkembang-biaknya nyamuk Aedes Aegypti dan menjadi penyebab penyakit DBD. Jadi di setiap rumah harus ada satu kader jumantik,” tandasnya.

Sementara itu, Camat Gunungguruh, Erry Erstanto mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di setiap desa untuk terlibat secara penuh dalam memberantas sarang nyamuk. “Kita akan suport program Puskesmas Gunungguruh dalam mengantisipasi penyebaran penyakit DBD. Salah satunya dengan cara PSN dan meningkatkan PHBS,” katanya.

Untuk itu, setiap minggunya pemerintah Kecamatan Gunungguruh selalu mengintruksikan kepada seluruh desa yang bekerjasama dengan warga sekitar agar melakukan bersih-bersih di setiap pekarangan rumah warga, jalan dan area publik lainnya. “Saya berharap kesadaran masyarakat dalam menjaga PHBS di lingkungan masing-masing dapat terus ditingkatkan. Sehingga, wilayah Kecamatan Gunungguruh bebas dari penyebaran virus DBD,” pungkasnya.

(Den/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *