Dinkes : Waspada DBD dan Chikungunya

SUKABUMI — Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi meminta masyarakat agar menjaga Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS). Ancaman berbagai penyakit, bakal muncul pada musim pancaroba, atau peralihan musim kemarau kepada musim hujan.

Analis Kesehatan programer DBD dan Chikungunya Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Joppy JR menerangkan, berbagai ancaman penyakit yang muncul saat masa peralihan musim atau pancaroba salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD) dan Chikungunya.

Bacaan Lainnya

“Saat ini memang sudah masuk pada pancaroba atau peralihan musim, maka dari itu masyarakat waspada dengan berbagai ancaman penyakit, mulai dari DBD dan lainnya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi saat dihubungi, Minggu (11/10).

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, lanjut Joppy, telah mempersiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi ancaman penyakit pada musim pancaroba ini. Salah satunya, setiap Puskemas melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat.

“Kamis udah meumetakan ulah melakukan foging dibeberapa wilayah, tapi yang pasti sosialisasi kepada masyarakat daei setiap Puskemas dan pembina desa kepada masyarakat terus dilakukajn,” ujarnya.

Joppy juga menyebut, dari Januari hingga Juli 2020, terdapat terdapat 310 kasus. Sedangkan penyakit DD, mencapai 171 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, terdapat empat orang yang meninggal dunia setelah terkena DBD.Dua orang diantaranya adalah anak-anak dan dua orang lagi merupakan orang dewasa.

“Jika dilihat secara wilayah, penyebaran terjadi di Karawang Kecamatan Sukabumi, Cicurug, Jampang Kulon, Cikembar, Palabuhanratu,Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu, Cibitung Kecamatan Jampang Kulon, Limbangan, Gegerbitung dan Kecamatan Parungkuda,” bebernya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, terus menggalakan program pemberantasan dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M). Untuk menangani hal tersebut, diperlukan peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan.

“Peran serta masyarakat amat penting, masyarakat harus benar-benar menerapkan tindakan 3M, yakni menguras tempat penampungan air misalnya bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Selanjutnya menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” pungkasnya. (upi/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *