Kampung Petasan Dirazia

KEBONPEDES – Peristiwa ledakan pabrik petasan di daerah Kosambi, Tanggerang yang menewaskan 47 orang langsung menyita perhatian serius dari semua element. Bahkan, Polres Sukabumi Kota, dalam mengantisipasi kejadian yang sama di wilayah hukumnya, langsung melakukan razia ke Kampung Lemburhuma, RT 2/12, Desa Bojongsawah, Kecamatan Kebonpedes yang merupakan kampung pengrajin petasan.

Berdasarkan pantuan Radar Sukabumi, sedikitnya 50 personel Polisi berseragam lengkap dengan senjata laras panjang dan seragam preman, melalukan penyisiran di kampung tersebut pada Sabtu (28/10).

Kabag Ops Polres Sukabumi Kota, Kompol Sulaeman Salim mengatakan, operasi yang bertajuk dengan Kegiatan Kepolisian Yang Ditingkatkan (K2YD) dengan sasaran pabrik petasan dan bahan peledak ini, sebagai salah satu bentuk upaya untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan seperti meledaknya bahan baku pembuatan petasan hingga menyebabkan satu rumah rata dengan tanah yang terjadi beberapa bulan lalu.

“Saat melakukan penyisiran, kami menemukan tiga gubuk yang diduga dijadikan sebagai pembutan petasan yang lokasinya berada di pinggir sawah dan sungai serta belum diketahui pemiliknya. Polisi tidak menemukan petasan yang sudah siap edar, kami hanya menemukan empat ikat selongsong petasan korek dan sekitar 500 butir selongsong kosong, cadas pengisi selongsong dua karung serta sejumlah alat pembuat petasan,” jelas Sulaeman kepada Radar Sukabumi.

Meski saat ini sudah mendekati akhir tahun, lanjut Sulaeman, namun ia menilai warga sudah tidak banyak memproduksi petasan di kampung itu.

Hal tersebut terbukti saat Polres Sukabumi Kota, melakukan operasi pembuatan petasan dengan tidak menemukan petasan yang sudah siap edar. Kendati demikian, pihaknya akan terus melakukan operasi dan menggencarkan sosialisasi terhadap warga agar tidak lagi memproduksi petasan.

“Selain bisa mencelakai diri sendiri maupun orang lain, petasan juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan keamanan. Karena banyak kasus tawuran baik antar pemuda maupun kampung yang disebabkan oleh ledakan petasan,” ucapnya.

Pihaknya meyakini, dengan terus digencarkan operasi dan sosialisasi terkait bahayanya petasan, akan berdampak terhadap kesadaran masyarakat sehingga para pengrajin petasan di kampung tersebut dapat berkurang.

“Alhamdulillah kalau sekarang kesadaran warga terkait bahayanya petasan sudah mulai meningkat. Kalau dulu jika polisi melakukan operasi pembuatan petasan warga suka menolak. Bahkan, dihadang oleh warga. Tetapi sekarang tidak dan mereka mulai menyadari,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT 2/12, Kampung Lemburhuma, Utom (55) membenarkan warganya saat ini sudah banyak menyadari akan bahayanya petasan, hal itu seiring dengan banyaknya kejadian akibat ledakan petasan.

“Setahu saya, warga di sini itu kalau membuat petasan jika ada yang memesan saja. Seperti untuk keperluan pernikahan, khitanan dan hajatan lainnya. Selain itu, warga juga suka memproduksi petasan dihari-hari besar saja. Seperti jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Kalau hari-hari biasanya seperti sekarang, sepi dan tidak memproduksinya,” pungkasnya. (cr13/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *