Irigasi Ambrol, Petani Teracam Gagal Panen

Camat Gunungguruh, Erry Erstanto bersama jajarannya saat meninjau lokasi longsoran yang menggerus saluran irigasi Cipendeuy, tepatnya di Kampung Cikadu, RT 4/7, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh.

GUNUNGGURUH — Ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Gunungguruh dan Kecamatan Cikembar, terancam gagal tanam. Pasalnya, saluran irigasi Cipendeuy, tepatnya di Kampung Cikadu, Rt (4/7) Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, jebol akibat tergerus longsor, belum lama ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, sebelum tebing di atas irigasi longsor, wilayah tersebut diguyur hujan deras disertai angin kencang. Karena tanah tidak kuat menahan debit air, maka tebing itu pun langsung longsor dan menggerus saluran irigasi sepanjang 10 meter dengan lebar sekitar lima meter.

Bacaan Lainnya

Camat Gunungguruh, Erry Erstanto mengatakan, saluran irigasi Cipeundeuy ini, bukan hanya digunakan untuk mengairi lahan pertanian saja, tetapi juga kerap digunakan warga untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci.

“Irigasi ini, merupakan akses utama petani untuk mengairi lahan pesawahan. Bahkan yang memanfaatkan irigasi ini, bukan hanya warga dari Kecamatan Gunungguruh saja, tetapi juga warga dari Kecamatan Cikembar,” kata Erry kepada koran ini, kemarin (16/12).

Pihaknya mengaku, setelah mengetahui adanya bencana longsor itu, ia langsung meninjau ke lokasi kejadian dan melaporkannya kepada BPBD Kabupaten Sukabumi dan Dinas PU Provinsi Jawa Barat. “Alhamdulillah, dalam waktu dekat ini BPBD akan segera mengirimkan bantuannya berupa beronjong,” timpalnya.

Rusaknya saluran irigasi tersebut, ujar Erry, telah membuat resah para petani di dua kecamatan, Untuk itu, warga yang merupakan para petani tersebut, meminta kepada pemerintah agar dapat segera memperbaiki saluran irigasi yang ambruk tergerus longsor itu.

“Untuk wilayah Kecamatan Gunungguruh saja, terdapat sekitar 50 hektare lahan pertanian yang selalu memanfaatkan saluran irigasi ini. Namun, setelah jebol kasian warga banyak yang mengeluh, karena lahan pertaniannya banyak yang tidak teraliri air secara maksimal,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Henhen Suhendar menjelaskan, saluran irigasi yang jebol tergerus longsor itu, merupakan satu-satunya akses air untuk lahan pertanian di wilayah Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar.

“Kalau untuk musim hujan seperti ini, memang belum berpengaruh besar terhadap pertanian warga. Lantaran, lahan pesawahannya masih bisa dialiri air dengan air hujan. Namun untuk musim ke duanya nanti, bila irigasi ini tidak segera diperbaiki, besar kemungkinan petani akan mengalami gagal tanam,” katanya.

Saat ini pertanian padi di wilayah Desa Bojongraharja sebagian besar tengah memasuki musim cocok tanam. Untuk penanganan sementara sebelum bantuan turun dari pemerintah, maka puluhan warga dan pemerintah Desa Kebonmanggu dan Desa Sirnaresmi Kecamatan Gunungguruh serta Desa Kertaraharja dan Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar langsung melakukan aksi gotong royong untuk memperbaiki saluran irigasi yang jebol itu, dengan menggunakan peralatan seadanya.

“Saluran irigasi ini, untuk mengairi lahan pertanian padi di wilayah Desa Bojongraharja seluas 60 hekatare. Iya, kalau tidak diperbaiki, kasian warga pasti produksi pertaniannya akan menurun,” timpalnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *