Dua Warga Kabupaten Sukabumi Jadi Korban TPPO, Bupati Marwan Angkat Bicara

Bupati Sukabumi Marwan Hamami
Bupati Sukabumi Marwan Hamami

SUKABUMI – Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, akhirnya angkat bicara soal dua warga Kabupaten Sukabumi yang dikabarkan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke luar negeri.

Dua warga yang sempat viral, karena dikabarkan disekap, disiksa dan dijadikan budak di Negara Myanmar itu, diklaim belum jelas kebenarannya.

Bacaan Lainnya

“Belum jelas, karena identitasnya rubah-rubah,” kata Marwan Hamami kepada Radar Sukabumi usai menjadi inspektur upacara pembukaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 116 tahun 2023 Kodim 0607 Kota Sukabumi, di Lapang Bojong Ringkung, Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (10/05).

BACA JUGA:Identitas Tiga Warga Sukabumi yang Sempat Disekap Myanmar, Satu dari Kota, Dua Kabupaten Sukabumi

Untuk itu, orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi ini, mengaku bahwa saat ini masih melakukan penyelidikan terkait dua orang warganya yang menjadi korban TPPO tersebut. “Jadi masih terus diselidiki. Tapi, mudah-mudahan kalau ada persoalan memang kita akan bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri,” tandasnya.

Masih kata Marwan, dua orang warga yang menjadi korban TPPO itu, dalam perjalanan kerjanya di luar negeri, hingga saat ini belum terdeteksi. “Karena orang ini, kata kakaknya kerja di Negara Thailand. Nah, dari Thailand bekerja ke Laos dan tiba-tiba ada di Birma, ini juga kan sulit,” paparnya.

BACA JUGA: Kronologis Pembebasan 3 Warga Sukabumi Bersama 17 WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar

Untuk mengantisipasi agar warganya tidak menjadi korban TPPO, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sukabumi, khususnya kepada kaum hawa, agar mereka tidak tergoda dengan iming-iming kerja di luar negeri, seperti menjadi buruh migran.

“Untuk persoalan maraknya penyalur tenaga kerja ilegal, maka masyarakat yang harus faham dan harus peka melihat begitu mudah dan gampangnya bekerja ke luar negeri. Iya, kan menteri luar negeri sudah mengingatkan lewat Medsos. Jangan asal tergiur oleh upah dan penempatan, kadang-kadang ini penipuan,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait