Bulog Tekan Angka Stunting di Simpenan

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto menyapa warga yang tengah melakukan pemeriksaan kesehatan.

SUKABUMI — Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog mendatangi Desa Cihaur dan Desa Kertajaya yang berada di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Kunjungan tersebut untuk menggelar program Bulog Peduli Gizi untuk memerangi stunting di Indonesia.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto menyatakan, program Bulog Peduli Gizi ini merupakan kegiatan yang berkelanjutan.

Bacaan Lainnya

Adapun kegiatannya yang pertama penyuluhan pemahaman terkait dengan pentingnya gizi, pemeriksaan kesehatan, dan menyalurkan beras.

Alasan dipilihnya Kecamatan Simpenan ini, jelas dia, beberapa lokasi yang disurvei tim, Desa Kertajaya dan Cihaur ini termasuk kawasan dengan kasus stunting yang cukup tinggi.

Dalam kesempatan itu, Bulog memberikan bantuan beras fortivit dan ikan sarden kaleng selama tiga bulan, kemudian akan dipantau perkembangannya secara berkala dalam rangka perbaikan nutrisi.

“Tim dari kami sudah survei beberapa lokasi, di lokasi ini ternyata ada banyak yang berada di bawah garis merah atau stunting.

Untuk bantuan diberikan kepada balita Bawah Garis Merah (BGM) untuk konsumsi selama 3 bulan, dengan jumlah 73 balita di Desa Cihaur dan 24 balita di Desa Kertajaya,” ujarnya, Jumat (29/10).

Ia berharap melalui paket pangan sehat tersebut diharapkan bisa menurunkan angka prevalansi stunting di Indonesia, termasuk wilayah Sukabumi. Hal itu menyusul adanya kecukupan kebutuhan gizi bagi balita.

“Selama ini beras adalah sumber karbohidrat tanpa tambahan zat gizi lainnya seperti tambahan vitamin.

Karena itu, untuk masyarakat diberi beras fortivit dengan tambahan gizi seperti vitamin B1, vitamin B2+, zinc, kalsium, serta tambahan gizi lainnya yang sudah berdasarkan standar organisasi pangan dunia, FAO,” jelasnya.

Di sisi lain, Suyatmo memaparkan rencana membangun gudang penyimpanan beras modern yang dilengkapi alat pengering atau silo di wilayah Sukabumi. Pembangunan gudang penyimpanan beras modern ini penting untuk membebaskan petani dari jerat tengkulak.

“Mayoritas petani di wilayah Jampang Sukabumi ini mempunyai ketergantungan tinggi terhadap tengkulak untuk menjual padi hasil panennya.

Artinya dengan menjual kepada tengkulak masyarakat akan mendapatkan harga lebih rendah. Padahal, kita tahu daerah (Jampang) produksi padi cukup tinggi,” imbuhnya.

Ia mengaku sudah melihat beberapa lokasi serta uji kelayakan membangun gudang-gudang dan pengeringan padi di Kabupaten Sukabumi dan menargetkan direalisasikan tahun depan.

“Lahannya sekitar dua hektare. Lokasinya masih dicek, menunggu uji kelayakan. Tapi masih daerah Jampang karena memang fokusny di sini dan produksinya cukup tinggi,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *