Bendungan Leuwikawung Jebol, Petani Desa Parakanlima Nganggur Tiga Musim

Pemerintah Desa Parakanlima saat meninjau lahan pesawahan warga yang terlantar akibat kekeringan. FOTO : DENDI/RADAR SUKABUMI

SUKABUMI – Sudah tiga musim, para petani padi di empat kedusunan yang ada di wilayah Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi tak bisa mengais rezeki.

Sudah satu tahun lebih mereka tidak bisa bercocok tanam lantaran lahan pesawahannya tidak bisa teraliri air secara maksimal pasca saluran pada bendungan Leuwikawung diterjang bencana banjir pada beberapa tahun lalu.

Bacaan Lainnya

Ketua Kolompok Sari Tani Desa Parakanlima, Nanang Sutisna (48) asal Kampung Cigarung, RT 02/07, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar menjelaskan, hampir setiap tahunnya, khususnya saat memasuki musim hujan saluran bendungan Leuwikawung itu, jebol diterjang banjir bandang oleh sungai Cimandiri.

“Mau tidak rusak bagaiamana, karena bendungan itu kami bangun dengan swadaya masyarakat dengan peralatan seadanya saja. Sehingga tidak heran kalau lagi banjir, bendungan itu pasti rusak. Makanya, saya berharap pemerintah daerah dapat segera meninjau ke lokasi bendungan ini dan membantu kami dalam memproduksi pertanian agar lebih maksimal,” kata Nanag kepada Radar Sukabumi pada Jumat (07/05).

Akibat jebolnya bendungan tersebut, kini ratusan hektare lahan pesawahan warga tidak bisa ditanami padi. Lantatan, air yang berasal dari sungai Cimandiri tidak sampai ke lahan pesawahan warga. “Ada sekitar 150 hektare lahan pesawahan padi di empat kedusunan ini, yang sekarang kondisinya terlantar,” ujarnya.

Menurutnya, saluran bendungan Leuwikaung merupakan satu-satunya akses air untuk lahan pertanian padi di empat kedusunan yang ada di wilayah Desa Parakanlima.”Sekarang para petani mengeluhkan kondisi saluran bendungan yang jebol itu. Akibat rusaknya saluran bendungan ini, telah berdampak pada lahan pesawahan warga menjadi tidak maksimal. Bahkan, di Kampung Cigarung ini, terdapat ratusan hektare lahan yang kondisinya retak-retak,” paparnya.

Di Kampung Cigarung ini, ujar Nanang, terdapat lahan pertanian padi seluas 50 hektare. Namun, setelah bendungan Leuwikaung ini, jebol, hampir seluruh pertanian padi terlantar karena tidak bisa dicocok tanam. “Kalau musim hujan seperti ini, warga masih bisa bercocok tanam dengan sistem sawah tadah hujan. Itu pun tidak maksimal. Sementara, kalau musim kemarau maka dapat dipastikan lahan disini terlantar,” imbuhnya.

Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi agar dapat memberikan bantuan untuk memperbaiki saluran bendungan yang jebol tersebut. Ini harus segera dilakukan agar para petani dapat maksimal dalam mengelola pertaniannya.

“Saya bersama warga lainnya berharap ada solusi yang baik dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi dalam menyelesaikan persoalan sawah petani di Desa Parakanlima ini. Iya, sawah petani tidak dapat dimanfaatkan menjadi sumber ekonomi warga dalam meningkatkan kesejahteraannya. Sebab, saluran bendungannya rusak diterjang bencana banjir,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *