Warga Urugan Terancam Longsor

MENGANCAM: Lahan pertanian warga mengalami pergerakan dan mengancan ratusan warga yang berada di Kampung Urugan, RW 5, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung.

NYALINDUNG – Ratusan warga Kampung Urugan, RW 5, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung terancam keselamatannya. Ini karena lokasinya berdekatan dengan tanah yang mengalami pergerakan.

Untuk sementara, warga masih bertahan di rumah masing-masing sampai ada intruksi dari pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk relokasi ataupun mengungsi.
Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, pergerakan tanah ini terjadi setelah wilayah tersebut terus-terusan diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Tanah yang labil, tidak kuat menahan debit air yang terus bertambah. Akibatnya, selain rumah warga yang kini mengalami retakan, jalan dan lahan pertanian pun retak dengan lebar mulai 20 sampai 50 centimeter.
Kepala Desa Kertaangsana, Agus Sudrajat mengatakan, lokasi rumah yang terancam pergerakan tanah ini berada di perlintasan jalan milik pemerintah Provinsi Jawa Barat, tepatnya di Jalan Raya Sukabumi – Sagaranten, kilometer 24. “Akibat pergerakan tanah ini, 40 rumah warga sekarang mengalami retak pada bagian lantai dan dindingnya,” jelas Ajat kepada Radar Sukabumi, kemarin (21/4).
“Kami sudah meninjau lokasi, ternyata pergerakan tanah juga mengakibatkan retakan cukup besar di lahan pesawahan warga yang lokasinya berada di samping rumah warga. Sementara untuk ukuran retakan tanah, cukup bervariatif, mulai dari lebar 20 sampai 50 centimeter,” ujarnya.
Saat ini, pemerintah Desa Kertaangsana bersama relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Nyalindung, tengah melakukan musyawarah dengan warga terdampak. Hal ini dimaksudkan selain untuk mencari penyebab terjadinya pergeseran tanah juga untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan. “Untuk sementara waktu, lahan pesawahan yang berada di sekitar lokasi pergerakan tanah akan dikeringkan supaya mengurangi resiko,” imbuhnya.
Untuk memaksimalkan pengolahan sumber daya alam (SDA) di sekrtor pertanian padi di wilayah yang tengah dipimpinnya itu, maka pemerintah Desa Kertaangsana bekerjasama dengan BPBD akan memasang pipa untuk mendistribusikan air ke lahan pesawahan warga. “Saat ini, seluruh warga terdampak dari pergerakan tanah ini, belum dievakuasi ke tempat lebih aman. Kami masih menunggu instruksi dari BPBD dan intansi lainnya,” ujarnya.
Seorang warga setempat, Jaenudin (45) mengatakan, ia mengetahui adanya pergerakan tanah itu saat hendak keluar dari kamar tidur. ” Saat hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu tidak bisa dibuka. Setelah saya lihat bagian dindingnya, ternyata terdapat retakan cukup panjang,” kata Jaenudin.
Setelah mengetahui kejadian tersebut, Jaenudin langsung melaporkannya kepada Ketua RT dan bersama-sama memeriksa sekitar pemukiman penduduk. “Kaya menemukan retakan tanah sangat besar di sawah yang tidak jauh dari lingkungan penduduk. Bahkan ada juga jalan yang anjlok,” pungkasnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *