75 Ha Sawah Masih Kering

JAMPANGTENGAH – Puluhan hektare sawah di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah mengalami kekeringan akibat kerusakan jaringan irigasi Cikadu. Akibatnya, para petani di daerah tersebut tidak bisa menanam padi pada musim tanam saat ini.

“Sudah tiga bulan terakhir sawah kami mengalami kekeringan, otomatis kami tidak bisa mengelola sawah pada musim tanam seperti saat sekarang ini. Sawah kami kering akibat kerusakan sarana irigasi yang jebol sejak awal Januari 2018 lalu dan hingga kini belum juga diperbaiki,” jelas Aep Saepudin (48), warga Kampung Bantarsari, RT 4/3, Desa Tanjungsari, kepada Radar Sukabumi, kemarin (23/11).

Bacaan Lainnya

Saluran irigasi Cikadu merupakan satu-satunya akses air untuk lahan pertanian di Desa Tanjungsari. Saat ini, irigasi yang memiliki panjang 21 kilometer dengan lebar 3 meter tersebut kondisinya kian memprihatinkan. “Akibat rusaknya saluran irigasi ini, selain berdampak pada pasokan air, juga telah berdampak pada musim tanam yang tidak bisa dilakukan secara bersamaan,” katanya.

Kepala Desa Tanjungsari, Dillah Hablillah mengatakan, total jumlah lahan pesawahan di Desa Tanjungsari mencapai 700 hektare. Namun akibat rusaknya saluran irigasi Cikadu, pasokan air pun jadi berkurang. “Dari jumlah 700 haktare lahan pesawahan di Desa Tanjungsari, 75 hektare pesawahan warga mengalami kekeringan. Dampaknya para petani banyak yang menganggur, karena mereka tidak bisa bertanam,” jelas Dillah.

Menurutnya, pemerintah desa sudah melaporkan berulang kali mengenai kerusakan irigasi yang menyebabkan keringnya seluas 75 hektare sawah di desanya tersebut kepada pemerintah daerah. Namun hingga kini belum ada perbaikan irigasi tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *