Angkot Kabupaten Bandung Menolak Program BRT Kemenhub

Iman Irianto
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Iman Irianto. (ist)

SOREANGKepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung, Iman Irianto mengungkapkan program Bis Rapid Transit (BRT) yang diinisiasi Kementerian Perhubungan mendapatkan penolakan dari pengusaha dan sopir angkot jurusan Banjaran-Bandung.

Diketahui, pada program BRT tersebut terdapat dua koridor yaitu Gading Tutuka Soreang-Leuwi Panjang via tol dan koridor Baleendah-Bandung Elektronik Center (BEC).

Bacaan Lainnya

Beberapa waktu yang lalu, Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung telah melakukan pemanasan menjelang diberlakukannya proyek Kemenhub tersebut. Kata Iman, program BRT itu akan memanfaatkan bus ukuran 3/4, dimana masyarakat bisa menggunakannya secara gratis.

“Bagi masyarakat pengguna jelas menguntungkan, sudah nyaman dan gratis, tapi bagaimana dengan pengusaha dan pengemudi angkot,” ujar Iman saat wawancara di Soreang, Minggu (13/2).

“Yang kemarin protes itu bukan yang lokal angkot Soreang-Banjaran, tapi angkutan Banjaran-Bandung, nah saya mau menindak atau membina gimana, karena bukan kewenangan saya,” sambungnya.

Untuk angkot lokal yang jurusannya masih di wilayah Kabupaten Bandung merupakan kewenangan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung. Sementara bagi angkot lintas kabupaten/kota dan antar kota, kata Iman, merupakan kewenangan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat.

“Coba program bus 3/4 ini dikomunikasikan dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat supaya bertemu dengan pengemudi, dimusyawarahkan dulu, terus juga dengan jajaran samping, seperti Polres, jangan mentang-mentang Kemenhub terus jalan,” tutur Iman.

“Harusnya sekarang (program berjalan). Standbynya di Gading Tutuka Soreang. Belum tahu (jumlah kendaraannya), bertahap dulu,” jelas Iman.

Sebelumnya Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung telah melakukan pemanasan program BRT tersebut pada 14-17 Desember 2021. Yaitu mencoba membuat koneksitas dengan mengadakan uji coba trayek jurusan Soreang – Baleendah. Hal tersebut dilakukan karena menuju ke titik tadi (koridor BRT) perlu angkutan lokal.

Tercatat kurang lebih ada 92 angkutan yang dilibatkan dalam kegiatan uji coba trayek jurusan Soreang – Baleendah. Pihaknya tidak menggunakan moda baru, namun menggunakan angkot dan pengemudi setempat. Masyarakat bisa memanfaatkan trayek Soreang – Baleendah hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp2.000.

Reporter: Fikriya Zulfah

Sumber: Radar Bandung

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *