Begal di Kabupaten Bekasi Merajalela

Illustrasi Begal
Illustrasi Begal

CIKARANG PUSAT – Warga kabupaten Bekasi diminta untuk waspada saat keluar rumah pada malam hari. Pasalnya, kawanan aksi begal kini makin merajalela, bahkan mereka tidak segan melukai korbannya yang melawan.

Sementara itu, kepolisian mencatat aksi kejahatan meningkat selama tiga bulan terakhir di kabupaten Bekasi.

Bacaan Lainnya

Data yang dihimpun Radar Bekasi, sejak Agustus hingga oktober 2021 sudah terjadi 8 kali aksi begal di sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi. Sementara aksi pencurian sepeda motor terdapat 9 kasus. (lihat garis).

Kondisi ini membuat warga khawatir, khususnya para pekerja yang pulang malam.Seperti yang dirasakan oleh warga Sukawangi, Said Ahmad (32). Dirinya yang bekerja di salah satu perusahaan di Kawasan MM2100 ini, hampir menjadi korban begal saat pulang kerja.

Kata Said, saat pulang kerja pada pukul 01:00 WIB, dirinya dihadang oleh tiga orang yang tidak kenal, ketika melintas di Jalan Ir Soekarno-Hatta, Kampung Pisang Batu, Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung, beberapa hari yang lalu. Menurutnya, tiga orang yang menggunakan satu kendaraan sepeda motor itu membawa senjata tajam berupa celurit.

Melihat ketiga pelaku berada di depannya, dirinya langsung memutar arah kendaraan yang dibawanya ini. Kemudian, mencari warung yang masih buka untuk beristirahat, sambil menunggu pelaku pergi dan ada pengendara lainnya yang melintas.

“Jadi mereka (pelaku) itu bertiga satu motor, yang ditengah membawa celurit, kondisi jalannya memang sepi. Saya langsung putar balik dan berhenti di warung,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (25/10).

Dirinya berharap, agar pihak kepolisian bisa menangkap pelaku-pelaku begal maupun kejahatan lainnya. “Mudah-mudahan pelaku kejahatan bisa segera tertangkap, agar para pekerja yang pulang malam nggak khawatir,” ucapnya.

Menyikapi itu, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Rahmad Sujatmiko mengungkapkan berdasarkan analisa beberapa kasus pencurian dengan kekerasan (Curas), pencurian dengan pemberatan (Curat) dan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) atau 3C, meningkat dalam tiga bulan belakangan ini.

“Sekarang sedang kita evaluasi dan dari beberapa kejadian maupun TKP, lokasi, waktu, kita sedang turunkan team, baik dari Polsek, Polres, maupun Polda,” tuturnya.

Namun demikian, dirinya memastikan sudah ada beberapa kejadian yang berhasil diungkap, dan pelakunya berhasil diamankan. Menurutnya, dari beberapa kasus yang berhasil diungkap, modusnya hampir sama semuanya, walaupun masing-masing pelaku berbeda kelompok.

“Pelaku ini memang kelompoknya masing-masing, dan sebagian juga ada yang kenal antar kelompok. Dari hasil keterangan intro garasi dengan beberapa pelaku, memang survei tempat terlebih dulu, sebelum melakukan aksinya, waktunya diatas pukul 00:00 WIB,” ucapnya.

Untuk penyebab meningkat kasus kejahatan ini, Rahmad masih terus mendalaminya. Sementara ini, wilayah yang paling sering menjadi tempat pelaku melakukan aksi kejahatannya di wilayah Cikarang. “Sampai saat ini masih di wilayah Cikarang. Faktornya masih kita dalami,” katanya.

Dalam kondisi seperti ini, dirinya menyiapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi hal tersebut, baik fungsi preemtif, preventif, dan represif, dengan melakukan giat patroli secara terbuka dan tertutup. Apabila ada kendaraan maupun pengemudi yang dicurigai akan dilakukan pemeriksaan maupun penggeledahan. Misalkan ditemukan barang-barang berbahaya akan segera dilakukan tindakan kepolisian, dengan melakukan penyelidikan.

Dirinya juga menghimbau, agar masyarakat tidak keluar rumah, jika tidak ada keperluan penting. “Yang jelas hindari tempat-tempat sepi, apabila tidak keperluan penting, lebih baik di rumah saja. Misalkan, pulang kerja ditengah malam, silahkan cari rute-rute yang umum, sering dilalui para pengendara lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kabupaten Bekasi, Juhandi menduga  maraknya aksi kejahatan ini pasca adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Menurutnya, penerapan PPKM membuat masyarakat kesulitan ekonomi, sehingga kehilangan kendali emosi.

Oleh karena itu kata Juhandi, Pemkab harus melakukan peningkatan ekonomi, agar tingkat kejahatan di Kabupaten Bekasi bisa menurun, karena masyarakat sudah mempunyai pekerjaan yang halal. “Orang kalau sudah butuh apa pun dilakukan, makanya pemerintah daerah perlu melakukan meningkat ekonomi, seperti membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan UMKM,” ungkapnya. (pra)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *