Aa Tolak Kompensasi Proyek Kereta Cepat

KABUPATEN BANDUNG BARAT – Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna dengan tegas menolak uang kompensasi yang akan diberikan PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terkait perluasan Transit Oriented Development (TOD) dan Kawasan Ekonomi Terpadu (KEK) di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Saya mendapat laporan dari staf, katanya PT KCIC akan memberikan bantuan atau semacam kompensasi sebesar Rp16,5 miliar untuk KBB, jelas akan saya tolak. Uang sebesar itu cukup buat apa? Membangun apa?,” kata Aa Umbara sebagaimana dilansir RMOL Jabar (Radar Sukabumi Grup), Selasa (23/10).

Bacaan Lainnya

Menurut Aa yang baru menjabat Bupati 20 September 2018 itu, dirinya lebih menginginkan PT. KCIC memberikan Community Development (Comdev) seperti yang dilakukan PLN. Dalam pembangunan PLTA Upper Cisokan di Kecamatan Rongga, PLN membangun infrastruktur jalan, rumah sakit, mesjid dan sarana lainnya di wilayah selatan.

“Saya tidak minta dalam bentuk uang, tapi proyek pembangunan. Contoh dong PT PLN yang membangun PLTA Upper Cisokan sampai memberikan Comdev Rp 225 miliar. Pembangunannya pun mereka yang melakukan,” terang Aa.

Selain itu, lanjut Aa, keberadaan proyek kereta cepat di KBB saat ini lebih banyak kabar miring. Misalnya soal banyaknya tenaga kerja asing asal Tiongkok. Di sekitar proyek juga kerap terjadi gesekan antara pekerja asing dengan warga sekitar.

“Luas proyek PLTA Upper Cisokan hanya 450 hektare. Sementara PT KCIC membangun jaringan kereta cepat sekaligus dengan stasiun mencapai luas 2.800 hektare. Tadinya hanya 1.270 hektare namun PT KCIC minta perluasan,” paparnya.

Bupati berharap, PT. KCIC bisa bersinergis dengan Pemerintah KBB untuk menggelontorkan comdev membangun peningkatan jalan Cikalongwetan-Cisarua senilai Rp165 miliar. Jika sepakat dirinya meyakini jalan ini bukan hanya bermanfaat bagi warga sekitar, namun juga meningkatkan wisatawan asal Jakarta menuju Lembang menumpang Kereta Cepat.

“Silahkan PT KCIC yang membangunnya. Saya menganggap penting peningkatan akses jalan tersebut karena bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat. Bahkan KCIC juga diuntungkan, karena penumpang yang turun di Walini dengan tujuan ke obyek wisata di Lembang dan sekitarnya jadi lebih mudah,” beber dia.

“Tidak harus memutar ke Kota Bandung, itu berarti orang Jakarta yang hendak berwisata bakal banyak yang menggunakan kereta cepat,” tandasnya.

 

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *