Melirik Usaha Saung Renyah Sukabumi

Masyarakat di Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi ternyata memiliki segudang potensi, terutama dalam menjalankan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Jika jalan-jalan ke wilayah ini, kita dengan mudah menemukan warganya yang membuka usaha mulai dari kuliner hingga kerajinan. Seperti yang dilakukan Enung dan dua anaknya. Apa produknya? Berikut liputannya.

Bacaan Lainnya

DINNA AGUSTINA, Sukabumi

Siang itu, cuaca sangat cerah. Wartawan Radar Sukabumi pun memutuskan untuk bersilaturahmi ke kediaman Enung yang berada di Kampung Salagombong RT02/04 Desa Sukadamay, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.

Si empunya rumah menyambut kedatangan kami dengan ramah. Di rumahnya, Enung membuka usaha pembuatan lantak pisang. Bersama kedua orang anaknya, ia menamakan usaha ini dengan sebutan Saung Renyah Sukabumi.

Lantak pisang ini merupakan salah satu produk rumahan yang dikelola Enung, sejak lama. Namun, karena dulu dirinya lebih fokus mengurus warung, usaha ini sempat terbengkalai.Namun, seiring bergantinya tahun, kini ia memulai kembali merintis usaha rumahan itu dengan membuat lantak pisang beraneka rasa. Ada lantak pisang rasa original, coklat, keju, manis dan asin.

Tidak hanya memproduksi lantak pisang, Enung juga membuat peyek untuk di pasarkan ke warung dan masyarakat sekitar. Bahan baku yang digunakan adalah pisang kapas, pisang galek, pisang nangka dan pisang medan.”Hampir semua jenis pisang kami pakai untuk membuat lantak,”kata Enung.

Selama tiga bulan terakhir, dirinya dibantu suami dan anaknya. “Kalau anak lebih difokuskan untuk memasarkan lantak pisang via media sosial dan masyarakat terdekat,”tuturnya. Enung membeli pisang di pengepul atau petani, biasanya ia beli Rp2500 per kilogram (kg).

“Alhamdulillah kami bisa menghabiskan sekitar 22-30 kg pisang per hari, setelah jadi lantak dijual Rp5 ribu-Rp15 ribu/pcs, kalau untuk dijual ke warung-warung mulai Rp 1000-Rp5000,”terangnya.Lantak pisang sengaja dipilih Enung, karena bahan bakunya lebih gampang dicari.

“Kita memanfaatkan yang ada di sekitar saja, daripada petani pisang nganggur dan pisangnya tidak diolah ya lebih baik kita beli dari mereka,”paparnya.Dalam sehari, omzet yang dihasilkan dari jualan lantak pisang ini bisa mencapai Rp200 ribu.”Kalau dihitung satu bulan sih omzetnya bisa mencapai Rp6 juta,”ulasnya.

Ada rencana, usaha rumahannya tersebut akan bekerjasama dengan Bumdes. “Lantak pisang ini adalah ciri khas Sukabumi atau bisa dibilang oleh-oleh khas Sunda,”imbuhnya.Untuk pemasarannya sendiri, lantak pisang ini sudah menembus pasar Yogyakarta dan Jakarta.

“Sampai saat ini kami belum menemukan kendala terutama bahan baku, namun untuk bahan bakarnya sendiri seperti gas itu yang menjadi kendala,”bebernya.Enung memiliki cita-cita mulia. “Dengan adanya usaha rumahan lantak pisang ini, kami sebenarnya ingin menciptakan lapangan pekerjaan. Semoga produk kami makin laku di pasaran sehingga bisa lebih banyak lagi warga yang bekerja di sini, bisa berbagi rizki untuk orang lain,”ucapnya.(*/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *