Bu Risma Pun Ngakak Gara-Gara Ernest dan Pandji

RADARSUKABUMI.com, SURABAYA – Ajang Innocreativation di Grand City berlangsung penuh tawa pada Rabu (14/11/2018). Hadir di atas panggung adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, komika Ernest Prakasa, dan Pandji Pragiwaksono. Risma didapuk sebagai moderator sesi Comedy Makes Money yang menjadikan dua komika ternama itu sebagai bintang tamu.

Bagi Risma, itu bukan hal mudah. Berhadapan dengan dua jagoan pengocok perut tersebut, Risma lebih banyak tertawa. Kadang karena celetukan Ernest dan Pandji, kadang karena kebingungannya sendiri. Hampir sejam, Risma terus tertawa. “Lha aku biasanya ditanyain, nggak pernah tanya. Kalau njawab, aku bisa,” katanya, lantas terbahak.

Bacaan Lainnya

Menurut Risma, Ernest dan Pandji adalah contoh orang yang berhasil di bidang komedi. Mereka menjadi sukses dengan cara membuat orang tertawa. Di dialog awal, Risma terus bertanya kepada Ernest. Keduanya terlibat obrolan gayeng. Seolah tak ada Pandji di sana. “Bu, Ibu, inget ada saya juga di sini,” sela Pandji ngambek. Risma tertawa lagi “Nanti, tunggu Pandji kurus dulu seperti Ernest, baru ditanya,” kata Risma yang disambut tawa undangan.

Belum banyak orang yang percaya bahwa komedi bisa menjadi profesi menjanjikan, terutama dari segi finansial. “Kira-kira bisa nggak nanti saya setelah pensiun menjadikan karir ini sebagai masa depan yang menjamin kehidupan,” tanya Risma.

Ernest dan Pandji terdiam memikirkan jawaban. “Ini pertanyaan paling ringan, lho. Saya diperintahkan untuk tanya itu,” kata Risma. Mendengar itu, Pandji langsung berseru, “Siapa yang berani-berani memerintah Ibu? Siapa? Kita samperin sini!”

Alih-alih jadi moderator biasa, Risma kewalahan menghadapi guyonan keduanya. Apalagi ketika ngomong soal saingan film. Ernest dengan bangga mengatakan bahwa penonton filmnya lebih banyak. Pandji pun sewot. “Haduh, sakit perutku,” gelak Risma, susah berhenti tertawa. “Medis, medis!” seru Ernest berdiri sambil bergaya memanggil petugas. Sementara itu, Pandji berlagak mendorong Risma seperti mau naik becak hendak dibawa ke puskesmas.

Lewat acara tersebut, Risma menanyakan bekal apa saja yang harus dimiliki untuk menjadi komika. Pandji yang merupakan alumnus Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB mengatakan, pekerjaannya saat ini memang nggak nyambung dengan pelajaran kuliah. “Tapi, setidaknya empat tahun lebih sedikit saya di kampus, saya dilatih untuk berani tampil. Meskipun secara teori nggak nyambung, banyak prinsip saat kuliah yang bisa dipakai,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *