Pertumbuhan KPR BRI Tembus Rp 21 T

JAKARTA – Meski penyaluran kredit secara keseluruhan belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, namun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit KPR sampai Agustus 2017 mencapai 10,41 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Relaksasi uang muka atau Loan To Value (LTV) Bank Indonesia pun dinilai mulai memberikan dampak.

Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Management Krisis OJK Aslan Lubis mengatakan, tumbuhnya penyaluran KPR Agustus 2017 juga diikuti oleh pertumbuhan kredit pembelian apartemen (KPA) sebesar 9,26 persen (yoy).

“Relaksasi LTV membantu pertumbuhan kredit, khususnya untuk golongan menengah ke bawah. Sampai akhir 2017 diproyeksi pertumbuhan kredit KPR diproyeksi tidak berbeda jauh,” ujarnya.

Menurut Aslan, selain relaksasi LTV, pertumbuhan KPR juga didorong oleh transaksi tunai properti yang dilakukan oleh investor kakap.

Mulai bergairahnya penyaluran KPR ini diamini Gubernur BI Agus DW Martowardojo. Ia bilang, kenaikan KPR menunjukkan sinyal yang baik. Apalagi sebelumnya BI memang berkomitmen ingin meningkatkan pertumbuhan KPR melalui relaksasi LTV.

“Kita tahu saat 2014 LTV kita tetapkan, tapi di 2015-2016 kembali agak kita longgarkan. Sekarang ini kita lihat cukup banyak yang meminta KPR. Saya ingin menggarisbawahi terkait dengan LTV, kita juga pelajari kemungkinan terapkan LTV spasial (berbeda tiap wilaya),” ucap Agus.

Namun, lanjut Agus, aturan tersebut belum diterapkan, karena masih dikaji daerah mana atau per segmen apa yang perlu diberikan treatment khusus. “Tapi portofolio KPR kita terjaga dan sudah mulai bisa ditingkatkan,” imbuh Agus.

Sebelumnya, BI mencatat rekor pertumbuhan KPR pada Juli 2017, karena mampu menyalip pertumbuhan kredit industri. Dalam 24 bulan terakhir, pertumbuhan KPR per Juli mencapai 8,59 persen secara tahunan atau lebih tinggi dari penyaluran kredit perbankan, pada periode yang sama, sebesar 8,2 persen.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta menambahkan, pertumbuhan KPR tersebut terjadi di hampir semua tipe rumah, terutama untuk KPR tipe 70-22 dan apartemen. Bahkan pertumbuhan KPR di Agustus 2017 melaju lebih kencang, dibandingkan capaian Juli.

Sayangnya, ia tidak menyebutkankan besaran proyeksinya.
“Makin derasnya penyaluran KPR, tak lepas dari dampak pelonggaran kebijakan uang muka properti atau LTV.

Selain kebijakan LTV, tren suku bunga menunjukkan penurunan. Semakin efisien bank, membuat bank berani menawarkan promo dan membuat tingkat bunga KPR semakin kompetitif,” jelas wanita yang akrab disapa Fili ini.

Industri sendiri merasa terbantu dengan adanya relaksasi LTV. Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Randianto bilang, relaksasi LTV memberikan ruang bagi bank dan calon debitor. Selain itu BRI juga memberi promosi bunga, dan menjalin kerja sama dengan perusahaan besar.

“Realisasi pertumbuhan KPR BRI sampai Agustus 2017 se­nilai Rp 21 triliun. Trennya cukup baik,” katanya.
Kendati demikian, Randi melihat, transmisi kebijikan relaksasi LTV masih membutuhkan waktu agar bisa berpengaruh nyata ke pertumbuhan bisnis KPR bank.

Untuk meningkatkan bisnis KPR, BRI terus melakukan promosi bunga dan kerja sama dengan perusahaan besar. Selain itu, bank juga akan merambah ke beberapa kota di beberapa daerah di Indonesia, dengan memanfaatkan jaringan BRI. (rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *