Tahu dan Tempe di Kota Sukabumi Bakal Hilang

Pengusaha tahu Kuring Sukabumi
Pengusaha tahu Kuring Sukabumi di Jalan Letda T. Asmita RT2/R2, Kelurahan Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang

SUKABUMI — Sejumlah pengusaha tahu dan tempe di Kota Sukabumi, berencana mogok produksi sejak Jumat hingga Minggu 30 Oktober 2022 mendatang. Hal itu, terjadi akibat adanya kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan pokok pembuatan tahu dan tempe terus melambung tinggi.

Mogok produksi tersebut, sesuai dengan surat edaran Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat yang memberitahukan bahwa para pengrajin bakal meliburkan produksi sehingga tahu dan tempe bakal menghilang dipasaran. Tak hanya itu, dalam surat edaran memberitahukan terkait rencana kenaikan harga tahu dan tempe sebezar Rp5.000 per papan.

Bacaan Lainnya

Salah seorang pengusaha tahu Kuring Sukabumi di Jalan Letda T. Asmita RT2/R2, Kelurahan Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang, Ali Rahman Al Fariz mengatakan, harga dekelai saat ini mencapai Rp14.500 dari sebelumnya seharga Rp12.500 per kilogram sehingga hal itu berdampak terhadap para pengusaha tahu dan tempe. “Karena itu, kami sepakat selama tiga hari akan mogok beroprasi,” kata Ali kepada Radar Sukabumi, Kamis (27/10).

Ali menernagkan, jika harga kedelai tidak mengalami penurunan maka para pengrajin tabu dan tempe sepakat untuk menaikan harga dari sebelumnya harga tahu Rp55.000 akan naik menjadi Rp60.000 per papan. “Ya, sesuai kesepakatan harga tahu tempe akan naik Rp5.000 per papannya. Begitupun harga tempe akan menyesuaikan,” cetusnya.

Menurutnya, jika tidak kenaikan harga tahu dan tempe maka tidak menutup kemungkinan para pengrajin bakal mengalami kerugian. “Karena memang selain harga kedelai harga garam juga ikut naik. Karena itu, kami akhirnya sepakat untuk menaikan harga tahu dan tempe,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *