RADARSUKABUMI.com – JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara, membantah ucapan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut maskapainya dilanda kebangkrutan. Menurutnya, kondisi keuangan perusahaan penerbangan pelat merah ini menjadi tantangan tersendiri untuk manajemen saat ini.
“Sebagai CEO Garuda, kalau bangkrut saya tidak di sini ya. Kalau challenging (menantang), iya,” ujarnya di Jakarta, Selasa (15/1).
Ari mengungkapkan, pihaknya sebagai listed company tidak akan menutupi kondisi keuangannya. Pada kuartal III-2018, BUMN penerbangan ini mencatat pendapatan sebesar USD 3,21 miliar. Perolehan pendapatan Garuda Indonesia ini meningkat daripada catatan kuartal III-2017 sebesar USD 3,11 miliar.
Untuk kerugiannya tercatat USD 127,97 juta atau setara Rp 1,8 triliun (kurs Rp 14.100) dalam kurun waktu Januari-September 2018.
“Keterbukaan iya, bahwa setiap 3 bulan kita cantumkan kerugian kita. Kalau seperti Lion Air, Sriwijaya, mereka tidak punya kewajiban karena private company. Kalau kita ada kewajiban karena listed company,” jelas Ari.
Sebelumnya, Prabowo menyindir kondisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menurutnya di ambang kebangkrutan. Bahkan, dia menyebut keuntungan yang didapat perusahaan pelat merah tidak sebanding dengan utangnya.
“PT Krakatau Steel (Persero) dan PT PLN (Persero) yang dibangun Bung Karno juga utangnya mengerikan. Kalau ada BUMN yang untung, untungnya pun tak seberapa,” ujarnya dalam pidato kebangsaan Indonesia Menang di JCC, Jakarta, Senin (14/1).
Ketua Umum Partai Gerindra ini melihat, sejumlah BUMN raksasa seperti PT Garuda Indonesia (Persero) maupun PT Pertamina (Persero) di ambang kebangkrutan.
“BUMN yang kita banggakan, Pertamina, Garuda, pembawa bendera Indonesia yang lahir dalam kemerdekaan kita, sekarang dalam keadaan yang kalau bisa dibilang ya bangkrut,” tuturnya.
(adi)
