Belajar Mengolah Sampah dari Surabaya

SOLUSI: Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PTSa) Benowo, di Surabaya, Jawa Timur.

RADARSUKABUMI.com – Sampah menjadi salah satu sumber masalah di dunia. Namun, jika bisa mengolahnya secara cerdas, sampah pun masih memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Sejak 2015, PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PTSa) Benowo, di Surabaya, Jawa Timur. Kerja sama ini dilakukan guna mendukung penggunaan energi bersih dan meningkatkan kemandirian energi di Surabaya.

Selain itu, kerja sama ini merupakan komitmen nyata perusahaan setrum pelat merah tersebut dalam memenuhi Perjanjian Paris (Paris Agreement) untuk mencapai bauran Renewable Energy 23 persen. PLTSa Benowo ini berkapasitas 1,65 megawatt (MW), dan mampu memasok 740 ribu kWh perbulan dengan rata-rata pemakaian rumah tangga daya 1.300 volt ampere (VA).

Bacaan Lainnya

Jika pelanggan golongan itu pemakaian rata-rata perbulannya sebesar 132,78 kWh, maka PLTSa tersebut mampu mengaliri 5.573 pelanggan. PLN membeli tenaga listrik hasil PLTSA ini dari pengembang, sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Cara kerja PLTSa ini ialah sampah diolah sehingga menghasilkan gas methan yang kemudian dibakar untuk menghasilkan panas. Hasilnya digunakan untuk memanaskan uap untuk menggerakkan turbin uap yang tersambung pada generator sehingga menghasilkan energi listrik.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan 12 PLTSa siap beroperasi tahun ini hingga 2022 mendatang. Total daya yang bisa dihasilkan dari 12 PLTSa tersebut bisa mencapai 234 MW.

“PLN mendukung setiap program pemerintah yang dimaksudkan untuk kepentingan masyarakat, termasuk dalam hal ini adalah dengan melakukan pembelian tenaga listrik dari sampah kota yang dikelola oleh pengembang,” ungkap Senior Manager General Affairs PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, A Rasyid Naja, melalui keterangan tertulis, Kamis (5/9).

Sebagai informasi, PLTSa Benowo menempati lahan 37,4 hektare di Surabaya Barat, dan mampu menampung 539.343 ton sampah pada 2015. Adapun karakteristik sampahnya adalah 65 persen organik dan 35 persen anorganik.

Kapasitas PLTSa Benowo dengan teknologi sanitary landfill adalah 2 MW, namun output listrik yang dapat diekspor hanya sebesar 1,65 MW. Keberadaan PLTSa ini mampu menjadi percontohan bagi kota-kota lain tentang bagaimana mengelola sampah.

 

(jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *