Tiru Adegan PUBG, Kakak Beradik Loncat dari Gedung Setinggi 15 meter

Ilustrasi: Meniru adegan game

RADARSUKABUMI.com – Dua saudara kandung, kakak beradik yang merupakan pecandu game berjudul Game of Peace (PUBG Mobile versi Tiongkok), kini sedang berjuang untuk hidup. Hal tersebut terjadi setelah mereka melompat dari gedung setinggi 50 kaki atau setara 15 meter lebih, lantaran meniru adegan dalam game tersebut.

Menurut orang tua mereka, bocah laki-laki berusia sebelas tahun dan saudara perempuannya yang berusia sembilan tahun, dari Handan, Tiongkok, mencoba untuk meniru adegan dalam permainan ponsel dan diharapkan ‘hidup kembali’.

Bacaan Lainnya

Orang tua kedua kakak beradik itu kini menuntut kompensasi dari pemilik game ponsel Mini World dan Game of Peace.

Kedua anak itu menjadi kecanduan game itu setelah diberi smartphone oleh orang tua mereka, ketika terkurung di rumah selama masa lockdown di Tiongkok. Mereka dikatakan bisa bermain game hingga delapan jam sehari sebelum kejadian.

Kejadian tersebut berlangsung pada 22 Maret lalu, pasangan kakak beradik itu terluka parah ketika mereka melompat dari atap gedung tempat tinggal mereka. Akibat meniru adegan dalam game itu, banyak dari tulang di tubuh mereka patah akibat jatuh dari ketinggian setinggi 15 meter lebih.

Dua kakak beradik itu dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu dan menjalani operasi, didanai oleh uang yang dipinjam dari saudara dan crowdfunding online.

Shen Haiyong, 39, ayah dari anak-anak tersebut mengatakan, dirinya melihat putrinya berbaring di sana (di tempat kejadian) dengan luka besar di dagunya dan kedua matanya terbuka lebar. “Dia tidak responsif. Saya menjemputnya dan berlari ke rumah sakit,” tutur Shen dikutip dari The Sun, Rabu (20/5).

Kecanduan video game di kalangan anak muda adalah masalah yang sedang terjadi di Tiongkok. Pemerintah malah sampai dipaksa untuk memberlakukan jam malam di game online, untuk anak di bawah umur tahun lalu.

Dalam pengakuan yang mengejutkan baru-baru ini, putra Shen mengungkapkan kepada media setempat bahwa ia dan adik perempuannya berusaha meniru adegan-adegan dalam video game favorit mereka.

Anak mereka yang berusia 11 tahun menceritakan awalnya dia mengajak adiknya lompat dari gedung untuk melihat apakah setelah melompat dan terbang mereka bisa hidup lagi seperti dalam game. Dalam game tersebut memang ada adegan melompat dan terjun dari ketinggian, baik di awal permainan atau setelah ‘mati’ ditembak saat bermain.

“Awalnya dia mau, kemudian dia takut. Aku menyuruhnya untuk menutup matanya, lalu aku mengambil tangannya dan pergi (melompat) lebih dulu. Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah itu. Kami ingin mencoba dan melihat apakah kami bisa terbang atau hidup kembali, seperti dalam Game of Peace dan Mini World,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dalam mode kreatif Mini World, anda tidak pernah mati tidak peduli berapa kali anda jatuh.

Akibat kejadian tersebut, keluarga sang anak yang meniru adegan game, melompat dari gedung dan kini terluka parah itu, kini sedang berusaha menuntut kompensasi dari perusahaan pengembang game. Ibu mereka yang marah, Fu Ruixia mengatakan, anak-anak mereka tak pernah begitu sebelumnya.

“Anak-anak kita tidak pernah seperti ini sebelum mereka mulai memainkan permainan ini. Mereka tidak pernah sekecanduan ini. Mereka berhasil di sekolah,” kisahnya.

Keluarga sekarang mencari kompensasi dari raksasa teknologi Cina Tencent Games, yang memiliki kedua game tersebut di pasar Tiongkok. Sementara Tencent menerbitkan Game of Peace, adegan-adegan yang dijelaskan oleh saudara kandung terkait terutama dengan Mini World, yang dimiliki Tencent tetapi dikembangkan oleh pengembang lain yakni Miniwan Technology Co Ltd, kata seorang juru bicara perusahaan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *