Kayu Jati Indonesia Jadi Sorotan Dunia, Paling Dicari di Jerman

Kayu Jati
Ilustrasi/Net

JAKARTA — Kayu jati Indonesia menjadi sorotan dunia. Majalah Möbelmarkt, satu majalah bertemakan design interior dan furnitur yang dipublikasikan di Jerman, Swiss, dan Austria, mengulas keunggulan produk kayu ini serta merekomendasikannya dalam pameran dagang internasional.

Kayu jati Indonesia adalah kayu yang sustainable, legal dan socially responsible karena Indonesia sudah menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang diakui oleh Uni Eropa, tulis media tersebut seperti yang rilis yang ditulis KBRI Berlin, Rabu (21/7).

Bacaan Lainnya

“Ini adalah kelebihan kayu jati Indonesia dibandingkan dengan kayu jati dari negara Asia Tenggara lainnya yang beberapa tahun belakangan ini ditengarai mengalami kemerosotan reputasi karena tuduhan over-eksploitasi lahan hutan dan kerusakan lingkungan karena pembukaan perkebunan kayu jati,” isi pernyataan KBRI Berlin.

Kayu jati banyak dicari di Asia umumnya untuk kayu konstruksi bangunan, pintu, jendela dan bahkan sebagai materi pembuatan kapal. Tapi di Jerman, kayu jati banyak ditemui di pekarangan dan taman, baik untuk bahan lantai parquet atau furnitur luar ruang.

Namun, perlahan masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mulai sadar mengenai banyaknya kayu hasil penebangan liar yang merusak lingkungan, dan mereka mulai memperhatikan informasi dari mana kayu yang mereka beli berasal dan apakah ditebang dari perkebunan kayu yang ramah lingkungan.

Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, menyambut gembira respon negara Jerman terhadap kayu jati Indonesia. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa industri kayu Indonesia diproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan”.

Indonesia adalah negara pertama yang diberi wewenang untuk menerbitkan izin FLEGT (Forest Law Enforcement, Governance and Trade) untuk kayu yang dijual di pasar Uni Eropa. Dengan bergabungnya Indonesia di dalam sistem kontrol FLEGT, konsumen kayu tropis Uni Eropa bakal yakin bahwa kayu Indonesia yang dibelinya diproduksi secara legal dan ramah lingkungan.

Perusahaan importir di Eropa pun diuntungkan karena kayu-kayu berizin FLEGT dapat dengan mudah didistribusikan di seluruh wilayah Uni Eropa tanpa membutuhkan perizinan tambahan, seperti yang dijelaskan oleh .

“Dengan bergabungnya Indonesia di sistem kontrol FLEGT, kita dapat membuktikan bahwa kayu jati Indonesia tidak berasal dari pembalakan liar, dan bahwa jumlah pohon yang ditebang akan sama dengan jumlah bibit pohon yang ditanam kembali” jelas Oegroseno.

“Sistem sertifikasi FLEGT yang akan diperkenalkan secara global ini bahkan jauh lebih baik dibanding FSC. FLEGT menekankan pada legalitas kayu, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan. Sistem ini memperhatikan sungguh-sungguh aspek sustainability yang ditargetkan oleh Uni Eropa,” jelas Oegroseno.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *