Jamaah Haji Indonesia Jangan Khawatir, Bus Salawat Beroperasi 24 Jam

Ilustrasi Jemaah Haji

RADARSUKABUMI.com – Imbauan Kementerian Agama (Kemenag) supaya jamaah tidak langsung keluar Masjidilharam selepas salat isya belum begitu diterapkan. Akibatnya kepadatan jamaaah di terminal Syib Amir setelah salat Isya masih saja terjadi.

Seperti yang terpantau pada Selasa malam (23/7) lalu. Jamaah bahkan ada yang sampai masuk ke dalam terminal. Mereka berharap bisa mencegat bus yang baru masuk ke terminal. Sehingga tidak perlu berdesakan dengan jamaah lain yang menunggu di titik pemberhentian bus di bagian depan terminal.

Bacaan Lainnya

Perjuangan jamaah seperti itu tentu membahayakan. Sebab, bus masuk ke dalam terminal dalam kecepatan tinggi. Selain itu seluruh sopir bus sudah diinstruksikan tidak boleh membuka pintu dahulu sebelum sampai di titik pemberhentian. Berkali-kali petugas menyampaikan arahan kepada jamaah yang masuk ke dalam terminal supaya menunggu di titik pemberhentian bus.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis menuturkan, ketua regu maupun ketua rombongan memiliki peran sentral dalam mengatur jamaahnya. “Mereka para karu dan karom diharapkan mengingatkan jamaahnya supaya berdiam diri dahulu di masjid setelah salat isya,” kata Sri Ilham saat ditemui di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, Kamis (25/7).

Sri menjelaskan wajar jamaah berduyun-duyun keluar Masjidilharam jika melihat rombongannya keluar. Sebab jamaah takut terpisah dengan rombongan. Berbeda jika rombongannya kompak di dalam masjid dahulu, seluruh jamaah tentu akan mengikutinya.

“Bisa menggunakan waktu di Masjidilharam untuk berzikir atau membaca alquran,” katanya.

Sri menegaskan, jamaah tidak perlu khawatir jika berlama-lama di Masjidilharam. Sebab, bus salawat beroperasi 24 jam. Dipastikan jamaah tidak akan kehabisan bus salawat untuk kembali ke pemondokan.

Pada tahun ini 100 persen jamaah dilayani bus salawat. Sementara tahun lalu jamaah yang dilayani bus salawat sekitar 91 persen. Dengan demikian, jumlah jamaah Indonesia yang ada di terminal-terminal, khususnya di Syib Amir meningkat jumlahnya.

(jpc/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *