Bentrok, Pengunjuk Rasa Enam Tewas

Bentrokan mematikan kembali terjadi di pusat minyak Basra, Irak selatan, Selasa (4/9). Ini terjadi setelah ratusan orang berkumpul untuk meratapi kematian seorang pengunjuk rasa yang tewas sehari sebelumnya.

Dilansir dari Al Jazeera, Rabu (5/9), aksi berujung kekerasan itu terjadi di dekat gedung pemerintah provinsi. Para pengunjuk rasa menyerbu kantor dan membakarnya. Akibatnya aksi tersebut, setidaknya enam orang tewas dan 12 luka-luka.

Bacaan Lainnya

“Situasinya terus meningkat setelah kematian seorang pengunjuk rasa kemarin,” kata salah seorang demonstran Laith Abdelrahman. “Pasukan keamanan menggunakan amunisi dan gas air mata untuk membubarkan demonstran,” sambungnya.

Diketahui, sebelumnya, Yasser Makki meninggal di rumah sakit setelah bentrokan dengan pasukan keamanan pada Senin malam, sementara enam orang lainnya terluka.

Ketika bentrokan berlanjut, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengadakan pertemuan kabinet darurat. Mereka membahas kerusuhan dan memerintahkan Kementerian Dalam Negeri segera menyelidiki protes para demonstran. Haider al-Abadi juga memerintahkan adanya penyelidikan atas kematian Makki.

Sementara kepala lokal Komisi Hak Asasi Manusia Irak, Mahdi al-Tamimi menyerukan penyelidikan kerusuhan saat demonstrasi. “Perintah kami jelas melarang penembakan amunisi langsung selama demonstrasi,” kata Abadi dalam konferensi pers.

Direktur Iraqi Observatory for Human Rights Mustafa Saadoun mengatakan, pada aksi yang berlangsung Selasa (5/9), enam orang tewas dan 12 terluka. “Sudah jelas pemerintah menggunakan kekuatan yang berlebihan. Juga jelas penggunaan amunisi langsung dan tepat sasaran. Banyak dari mereka yang terluka di kepala,” kata Saadoun.

Kemarahan publik di Irak juga meningkat saat politisi berjuang untuk membentuk pemerintahan baru. Sesi parlemen pertama tidak selesai pada Senin kemarin. Pasalnya, dua blok bersaing sengit untuk mendapat kekuasaan.

Demonstrasi di Irak selatan memang sudah berlangsung terus-menerus selama berbulan-bulan. Para pendemo memprotes layanan pemerintah yang buruk, korupsi, dan kekurangan air minum.

Dalam beberapa pekan terakhir, protes juga difokuskan pada pencemaran air di Basra yang menyebabkan ribuan orang dirawat di rumah sakit di provinsi selatan.

Direktur untuk LSM Mercy Corps, Deepmala Mahla mengatakan situasinya sangat mengerikan. “Ada krisis kesehatan yang berasal dari kontaminasi air. Ribuan orang pergi ke rumah sakit dengan berbagai gejala,” katanya kepada Al Jazeera.

Tes menunjukkan pencemaran tinja tinggi sedangkan kadar klorin rendah dalam pasokan air. “Ada kekurangan akut dalam kuantitas dan kualitas air minum yang baik dikonsumsi di Irak selatan. Kondisi ini mengkhawatirkan, kemungkinan risiko wabah kolera, hingga mengancam nyawa seseorang,” kata Mahla.

Saat ini pemerintah Irak mengatakan sedang menyelidiki pasokan air di kota terbesar kedua Irak.

(ina/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *