Wakil Bupati Sukabumi Iyos Terpapar DBD, Petugas Puskesman Langsung Lakukan ini

Petugas Puskesmas Sekarwangi
PENGASAPAN : Petugas Puskesmas Sekarwangi bersama aparat gabungan saat melakukan fogging di wilayah Kecamatan Cibadak.

SUKABUMIWakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, dr Dini Desti Susanti membenarkan hal tersebut.

Menurutnya, selama satu pekan terakhir ini ada enam warga Kecamatan Cibadak yang dinyatakan DBD. Dari enam orang ini, mayoritas anak-anak yang terpapar penyakit tersebut.

Bacaan Lainnya

“Mereka mendapat penanganan medis di RSUD Sekarwangi Cibadak dan RS Kartika Sukabumi dalam sepekan terakhir. Alhamdulillah, sekarang kondisi semua pasien itu kini sudah berangsur membaik atau dinyatakan pulih,” kata Dini kepada Radar Sukabumi, Kamis (13/01).

Untuk membarantas sarang nyamuk jenis Aedes Aegypti ini, sambung dr Dini, Puskesmas Sekarwangi bersama pemerintah kewilayahan dan warga setempat melakukan pengasapan atau Fogging. Selain itu, dilakukan pula aksi bersih-bersih untuk mencegah kasus DBD kembali terulang. Khususnya di wilayah pemukiman penduduk yang sudah terpapar penyakit DBD.

“Semua pasien yang terjangkit DBD ini, sudah ditindak lanjuti oleh Puskesmas Sekarwangi. Sementara, untuk Pak Wabup Sukabumi, juga kondisinya sudah kembali pulih. Tapi, untuk di rawatnya di mana saya kurang tahu. Namun setahu saya kemarin itu hasilnya masih menunggu cek laboratorium dan Pak Iyosnya nunggu di rumahnya yang berada di daerah Pondok Tisuk Nagrak sambil beristirahat,” tandasnya.

Dalam mengantisipasi penyebaran penyakit itu, Puskesmas Sekarwangi juga terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh warga dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan Menguras, Mengubur dan Menutup (3M).

“Pada cuaca ekstrem saat ini, patut diwaspadai terhadap penyebaran penyakit DBD. Untuk itu, dalam mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut, petugas Puskesmas Sekarwangi selalu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat soal bahaya DBD,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *