Villa di Puncak: Kalau Gak Ajang Seks, ya Kriminal

Salah satu villa di Puncak, Cianjur. (FOTO: DADAN SUHERMAN/ RADAR CIANJUR)

RADARSUKABUMI.com – Tak sedikit villa di kawasan wisata di kawasan Puncak, seperti Cipanas, Pacet, dan Sukaresmi yang disewakan kepada para wisatawan dari daerah lain. Sayangnya, hal itu rawan disalahgunakan untuk ajang seks, perilaku menyimpang atau tindak kriminal lainnya.

Di sisi lain, pengawasan dari pemangku kebijakan dirasa masih sangat kurang. Hal itu jelas memberikan ekses negatif kepada warga sekitar.

Bacaan Lainnya

Kondisi tersebut cukup disesalkan pemerhati sosial, Bambang Purwadi. Dimana izin fungsi villa yang seharusnya untuk hunian keluarga, pada kenyataannya melenceng dan disalahgunakan.

“Banyak sekali kan villa-villa yang disewakan. Padahal izinnya adalah hunian keluarga, tapi nyatanya malah jadi lahan bisnis perseorangan, bukan untuk disewakan,” tuturnya kepada Radar Cianjur (Radarsukabumi.com grup), Rabu (3/10).

Diakuinya, tidak semua villa yang disewa digunakan untuk hal-hal yang negatif oleh para penyewa yang rata-rata menyewa untuk satu hingga tiga hari. Akan tetapi, villa yang disewakan itu rawan digunakan untuk hal-hal negatif.

Seperti untuk ajang seks, perilaku menyimpang atau tindak kriminal lainnya yang justru malah mencemarkan nama baik Cianjur.

“Karena pengawasannya di sana kurang begitu ketat. Makanya pemerintah harus mencarikan solusinya, jangan sampai perilaku menyimpang itu terus terjadi di Cianjur dan mencemarkan nama Cianjur sebagai Kota Santri,” tegasnya.

Semestinya, jika sebuah villa diperuntukkan untuk disewakan, maka izinnya pun harus menyesuaikan, bukan lagi hunian. Akan tetapi harus mengantongi izin penginapan atau resort.

“Kami harapkan, jika untuk disewakan sebaiknya ubah ijinnya menjadi resort. Sehingga pengawasannya lebih diperketat. Pemkab Cianjur harus pro aktif, jemput bola,” kata dia.

Villa-villa liar tersebut, bukan saja akan memberikan dampak negatif kepada masyarakat sekitar, tapi juga menghambat laju investasi secara tidak langsung.

“Jadinya, hotel dan resort yang selama ini sudah beroperasi ikut terpengaruh. Ini juga bagian dari penataan pariwisata di kawasan Puncak Cianjur,” tuturnya.

Sementara itu, Camat Pacet Nana Victoria mengatakan, sampai saat ini pihaknya terus berupaya melakukan pengawasan terhadap villa-villa yang ada di wilayahnya.

Baik berupa sweeping atau razia, maupun imbauan kepada pemilik atau pengelola villa serta setiap pemerintah desa yang ada di Kecamatan Pacet.

“Setiap malam Minggu itu sering melakukan razia ke tempat-tempat yang diindikasikan digunakan perilaku menyimpang, bahkan villa-villa biasanya juga. Alhamdulillah, sampai saat ini belum ditemukan sesuatu yang tidak diinginkan,” kata Nana saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Nana mengatakan, selain untuk hunian keluarga, villa-villa yang ada di Kecamatan Pacet khususnya, memang sejumlah diantaranya disewakan melalui pelaku jasa sewa.

Hanya saja, untuk digunakan seperti apa, atau siapa yang menyewa, pihaknya tidak begitu mendalami sepenuhnya. Karena menurutnya, itu hak dari pemilik villa masing-masing.

“Yang jelas dan yang sangat penting, kami itu selalu berupaya terus memantau dan mengawasi keberadaan villa-villa di Pacet. Kalaupun misalnya yang penyewa villa tersebut menggunakan untuk apa, kita tidak begitu tahu,” ujarnya.

(dan/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *