Vaksin Booster di Kota Sukabumi Diburu

Vaksin Booster Kota Sukabumi

SUKABUMI – Kebijakan pemerintah mencantumkan wajib vaksin lengkap sebelum mudik nanti, membuat vaksinasi tahap tiga diburu. Di Kota Sukabumi, capaian vaksin booster ini sudah melebihi target pemerintah pusat.

“Terhitung sejak Januari hingga April 2022, sudah mencapai 33 persen dari jumlah total yang ditargetkan sebanyak 269.834.

Bacaan Lainnya

Angka ini sudah melebihi target yang diberikan dari pemerintah pusat yang jumlahnya hanya 30 persen,” beber Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Wahyu Hardiana kepada Radar Sukabumi, Senin (4/4).

Wahyu merincikan, capaian vaksinasi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan, 4.825 dosis satu, 4.452 dosis dua dan 3.630 dosis tiga. Sedangkan masyarakat rentan dan umum, mencapai 192.757 dosis satu, 140.717 dosis dua dan 58.447 dosis tiga.

“Selain itu, capaian vaksinasi bagi warga lansia saat ini sudah mencapai 31.016 dosis satu, 22.790 dosis dua dan 6.278 dosis tiga. Vaksin remaja yakni, 41.456 dosis satu, 35.109 dosis dua dan 533 dosis tiga,” ujarnya.

Tak hanya itu, Wahyu juga menyebutkan, capaian vaksinasi petugas publik saat ini sudah mencapai sebanyak 16.062 dosis satu, 13.709 dosis dua dan 3.031 dosis tiga serta vaksinasi anak sebanyak 31.594 dosis satu serta 28.392 dosis dua. “Kalau melihat dari data yang ada, capaian vaksinasi dosis tiga untuk anak masih nol,” papar Wahyu.

Disinggung soal ketersediaan vaksinasi, Wahyu menjelaskan, ketersediaan vaksinasi dosis tiga di Dinkes Kota Sukabumi masih cukup aman hingga beberapa waktu kedepan. “Di dinas masih tersedia 4.000 sampai 8.000 dosis jenis vaksin Astrazeneca,” pungkasnya.

Sementara itu, pemerintah menyatakan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia sudah terkendali. Meski demikian upaya untuk terus menekan kasus tetap dilakukan.

Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Pandjaitan menyatakan, kasus harian Covid-19 telah menurun secara tajam kurang tiga bulan terakhir. Kasus turun hingga 97 persen dari puncak kasus yang disebabkan oleh varian Omicron.

Hal ini pun terjadi pada rawat inap rumah sakit. Angkanya turun hingga 85 persen. Begitu pula pada bed occupancy rate (BOR) rumah sakit, saat ini hanya 6 persen. Kondisi ini menjadikan positivity rate Indonesia berada di 4 persen, di bawah standar WHO. ”Jumlah orang yang meninggal pun turun tajam hingga 88 persen dibanding puncak kasus Omicron yang lalu,” ujarnya.

Kendati demikian, pemerintah tetap melakukan perpanjangan PPKM Jawa-Bali guna memastikan kasus penularan Covid-19 tetap terkendali.

Saat ini sendiri, masih ada kabupaten/kota yang masih berada di PPKM Level 3 meski jumlahnya jauh lebih sedikit. Selain itu, tak ada lagi kabupaten/kota yang berada di level 4.

”Sebanyak 93 persen kabupaten, kota di Jawa dan Bali sudah berada pada level 1 dan 2. Hanya tersisa 9 kabupaten/kota yang masih berada di level 3,” papar Menko Marves tersebut.

Terkendalinya Omicron pun turut berkontribusi pada upaya pemulihan ekonomi yang bisa terjaga dengan baik sejak Februari 2022. Atas kondisi ini pula, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang jam operasional mal, restoran, dan kafe di wilayah PPKM level 2. Semua bisa buka hingga pukul 22.00 WIB.

Meski begitu, pengelola mal dan tempat makan diminta untuk mengoptimalkan penggunaan PeduliLindungi di tempatnya. Khususnya saat mendekati buka puasa. Mengingat, jumlah pengunjung akan membludak saat waktu berbuka.

Di sisi lain, ia turut menyoroti sektor penerbangan internasional yang dinilai masih perlu perbaikan. Pasalnya, hingga kini kapasitas penerbangan internasional masih jauh dari normal.

Karenanya, pemerintah berencana untuk membuka sejumlah bandara internasional lain di Indonesia. seperti, Medan, Makassar, Jogjakarta, dan Pekanbaru.

Selain itu, kebijakan pemberian visa juga akan direlaksasi mendekati aturan sebelum pandemic. ”Aturan entry test PPLN masuk Indonesia juga akan kita relaksasi,” pungkasnya.(bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *