Status Zona Merah Menghantui Sukabumi

SUKABUMI – Semenjak ditetapkan statusnya menjadi zona kuning, kasus positif Covid-19 di Kota dan Kabupaten Sukabumi terus meningkat. Bayang-bayang status zona merah pun tak bisa dihindari lagi. Bahkan, wacana untuk kembali melakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) sangat mungkin diberlakukan jika trend positif corona terus meningkat.

“Bisa saja dilakukan PSBB kalau kasusnya terus meningkat. Nanti dikaji secara epidemiologis. Jika dipandang perlu, baru dipertimbangkan untuk kembali PSBB,” ungkap Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Sukabumi, Wahyu Hendriana kepada Radar Sukabumi, kemarin (12/8).

Bacaan Lainnya

Saat ini sendiri, zona resiko Covid-19 Kota Sukabumi naik dari status rendah, menjadi sedang. Hal ini berdasarkan indikator epidemologi yang datanya diambil pada 3-9 Agustus 2020 oleh Gugus Tugas Percepatan dan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jawa Barat.

Sementara untuk kasus positif sendiri, di Kota Sukabumi terus bertambah. Berdasarkan hasil swab test, saat ini bertambah dua orang sehingga jumlah seluruhnya mencapai 101 kasus. “Hari ini yang terkonfirmasi positif bertambah menjadi dua, dari Kelurahan Babakan dan Jayaraksa,” bebernya.

Lanjut Wahyu, kedua kasus baru tersebut merupakan hasil tracing dan tracking kasus terkonfirmasi sebelumnya. Selain penambahan kasus baru, ada juga dua pasien positif Covid-19 yang sembuh. “Dua orang yang sembuh ini yakni dari Kelurahan Nyomplong dan Baros,” ucap Wahyu.

Menurutnya, saat ini terdapat lima pasien yang masih diisolasi. Sedangkan, dari 101 kasus positif di Kota Sukabumi, 96 diantaranya sudah dinyatakan sembuh.

“Selain adanya penambahan kasus positif, juga terdapat penambahan kasus suspect sebanyak 62 warga yang saat ini masih diawasi tim lapangan karena memiliki gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). Dengan terus bertambahnya kasus ini, maka zona rasio per 3-9 Agustus menjadi level rasio sedang,” ujarnya.

Hingga saat ini, GTPP Covid-19 Kota Sukabumi terus berupaya melakukan pelacakan dan dilakukan tracing, swab hingga dilakukan isolasi. “Ya, setiap kasus dilakukan tracing, swab dan isolasi. Itu yang kami lakukan selama ini,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *