Sepak Bola Tarkam Simpenan Sukabumi Ricuh, Kadesnya Bilang Begini

Suasana kericuhan saat beberapa penonton adu mulut di lapang Bojongkopo, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi
RICUH : Suasana kericuhan saat beberapa penonton adu mulut di lapang Bojongkopo, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Jumat, (21/10) kemarin sore.

SUKABUMI — Sepak bola tarkam (Antar Kampung) di Lapang Bojongkopo, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mendadak ricuh, bahkan terjadi baku hantam antar pendukung. Kericuhan tersebut Viral dimedia sosial dan perpesanan aplikasi.

Sebuah video berdurasi 25 detik pertandingan sepakbola diwarnai kericuhan beberapa penonton terjadi di lapang sepak bola hingga salah satu pendukunga terkapar. Berdasarkan informasi, kericuhan beberapa penonton tersebut terjadi pada Jumat, (21/10) kemarin sore.

Bacaan Lainnya

Kericuhan beberapa penonton tersebut terjadi, saat laga final dalam pertandingan yang menyisakan lima menit berakhir dalam waktu normal antara club Avanza FC dan CRV Room.

Terlihat dalam video beberapa orang penonton mengerubuni seseorang denga memakai kaos berwarna hitam bertubuh kecil, hingga dipukul oleh salah satu penonton lain sampai terkapar.

Seorang warga saksi mata berinisial FH (20) mengaku kericuhan terjadi dalam turnamen sepak bola sedang memasuki laga final dalam acara syukuran sunatan salah warga sekitar.

Menurutnya FH, pria yang memakai kaos hitam tersebut awalmya terpancing emosinya karena timnya kalah dalam laga final tersebut.

“Ceritanya ada yang sunatan, dia ngadain turnamen, iya itu lapang Bojongkopo. Jadi kan kaya memprovokasi, kan CRV itu ketinggalan skornya, nah 5 menit sebelum berakhir itu dari tim Avanza nyalain petasan, terus (diduga) provokasi si tim yang kalah,” kata wanita yang enggan disebut nama itu melalui telepon, Sabtu (22/10).

“Terus ada salah satu (penonton) dia poporongos (memancing keributan, red), udah mau diamankan, dia ke podium sama panitia, ada penonton lain gak terima dia ribut di kampungnya, ternyata dia mukul semakin ributnya itu gara-gara orang itu dipukul,” sambung FH.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Loji, Papang Suherlan membenarkan peristiwa keributan itu, namun hal itu menurutnya sudah dapat teselesaikan dengan kekeluargaan.

“Iya ribut salah paham. Tidak tahu percis soalnya, saya lagi di luar itu, sudah diselesaikan secara kekeluargaan,” singkat Papang saat dikonfirmasi melalui perpesanan aplikasi. (Cr2/t).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *