Saatnya Berkarya Wanita Milenial Sukabumi

Kartini-Sukabumi

== Hari Kartini 2022 ==

SUKABUMI – Habis gelap terbitlah terang. Adalah judul buku yang kemudian menjadi narasi ikonik oleh Raden Ajeng Kartini. Hari ini, Kamis 21 April 2022 merupakan peringatan hari lahirnya salah satu pahlawan wanita Indonesia.

Figur emansipatoris, yang berjuang keras untuk kesetaraan bagi para wanita di Indonesia. Di era modern, milenial serta digital saat ini, perjuangan RA Kartini memberikan dampak luar biasa.

Kaum hawa mendapatkan derajat yang sama dengan pria. Mereka tidak hanya mengerjakan urusan dapur, kasur dan mengurus anak saja, namun mendapatkan hak yang sama sesuai dengan cita-citanya.

Berbagai macam profesi hadir sosok perempuan-perempuan hebat dan mewarnai tantangan zaman yang semakin canggih serta munculnya istilah emansipasi wanita era milenial. Perempuan hebat di Kabupaten Sukabumi memberikan berbagai perspektifnya.

Seperti yang disampaikan seorang perempuan yang berprofesi sebagai Aparat Penegak Hukum (APH) di Polres Sukabumi, yakni Kanit PPA Satreskrim Polres Sukabumi Iptu Bayu Sunarti. Ia menilai emansipasi wanita milenial merupakan usaha atau perjuangan wanita untuk menempatkan wanita dengan pria dalam pendidikan dan berkarya.

“Di zaman seperti sekarang ini wanita harus mampu berpikir, menganalisa serta mengambil keputusan. Tak luput kodratnya sebagai seorang istri dan ibu,” ujar Bayu Sunarti dengan berbagai prestasi yang telah ditorehkannya dalam pengungkapan kasus, Rabu (20/4).

Menurut Bayu, ibu RA Kartini adalah sosok pejuang yang tangguh dalam memperjungan hak-hak wanita dan patut menjadi tauladan bagi kaum perempuan. “RA Kartini wonder women pokoknya beliau,” ungkapnya.

Bayu berharap, kaum hawa bisa menunjukkan bahwa wanita itu tidak lemah dan mampu lebih baik. “Kita tunjukan bahwa kita perempuan bisa menebarkan aura positif dan mampu menumbukan senyum bagi orang-orang di sekitar kita. Selamat hari Kartini, kedepan semua wanita akan menjadi Kartini Kartini sejati,” tandasnya.

Senada dengan Bayu, Leni Liawati yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi mengatakan, bahwa emansipasi wanita merupakan perwujudan kartini-kartini masa kini di era milenial. “Punya banyak kesempatan dalam menghasilkan berbagai karya dan juga berkontribusi terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” ungkapnya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan, perempuan harus memiliki kelurusan dalam pengabdian terhadap tuhan agar terjaga dalam sikap dan pergaulannya.

“Perempuan harus lebih berdaya, lebih berkarya, punya kemauan literasi atau budaya baca agar wawasan meningkat, punya rasa simpati dan empati terhadap sesama,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi Yani Jatnika Marwan mengatakan, saat ini perempuan sudah setara dan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki.

“Jadi, sudah tidak ada lagi halangan apa-apa. Tinggal bagaimana, perempuan milenial saat ini bisa mengaktualisasikan dirinya agar lebih dimunculkan,” katanya.

Menurut istri Bupati Sukabumi Marwan Hamami, terkadang seorang perempuan memiliki keterbatasan dari faktor keluarga. Misalnya saja anak. Jika ia ingin maju menjadi wanita karir maka harus cerdas dalam mengatur posisi sebagai ibu dan istri.

“Jadi yang ibu tahu dan ibu rasakan memang seperti itu dan tidak ada lagi diktonomi antara laki-laki dengan perempuan untuk menggapai cita-citanya,” pungkasnya.

Ketua Ikatan Istri Anggota DPRD (IKAD) Kabupaten Sukabumi, Asti Aisyah Wulandari mengatakan, menilai RA Kartini merupakan pahlawan bangsa pejuang harkat kaum wanita yang dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita.

Menurut Istri dari Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara, di era milenial saat ini ia mangajak kepada seluruh wanita untuk terus berkarya. Terlebih lagi, pada era digitalisasi di zaman modern saat ini, maka kemudahan akses internet dan teknologi, membuat perempuan di era generasi millenial semakin bebas berkarya.

“Di era modern ini, kaum perempuan semakin bangkit, sesuai dengan buku RA Kartini. Yakni, Habis Gelap Terbitlah Terang. Makanya, Kartini era modern sudah bisa menjadi pemimpin dan menempati posisi strategis di setiap perusahaan. Bahkan, di tataran legislatif maupun yudikatif,” pungkasnya. (den/ris/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *