BERITA UTAMAKABUPATEN SUKABUMI

Puncak Hari Nelayan ke-63 di Sukabumi, Masuk 110 Event Terbaik di Indonesia

×

Puncak Hari Nelayan ke-63 di Sukabumi, Masuk 110 Event Terbaik di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Hari nelayan ke 63 Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
Suasana prosesi labuh saji, dalam acara puncak peringatan syukuran hari nelayan ke 63 Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

PALABUHANRATU – Puluhan ribu masyarakat tumpah ruah memadati area dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi,  menyaksikan acara puncak peringatan syukuran hari nelayan ke 63, Minggu (21/5).

Pantauan dilapangan ribuan masyarakat sejak pagi hari sudah memadati ruas jalan Siliwangi untuk menyaksikan karnaval Budaya, setelahnya semua tumpah ruah berkumpul di area dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu menyaksikan prosesi upacara adat labuh saji.

Ketua umum pelaksana syukuran hari nelayan Sepradi Priadika, mengatakan acara labuh saji merupakan acara inti dari rangkaian syukuran peringatan hari nelayan ke 63 yang sebelumnya telah dilaksanakan sejumlah kegiatan, mulai dari pemilihan putri nelayan, kegiatan acara rakyat dengan berbagai olahraga hingga hiburan rakyat.

“Alhamdulillah hari ini kegiatan inti cukup meriah dihadiri dari Kemenparekraf, bupati Sukabumi, sekretaris departemen event daerah, DPD HNSI Jabar dan sejumlah pejabat unsur forkompimda lainnya,” ujar Sep Radi Priadika.

“Saya prediksikan tadi pengunjung sekitar 30ribuan yang datang menyaksikan upacara adat, dan diikuti 130 penari, dalam acara labuh saji diikuti iring iringan perahu nelayan ke tengah laut sekitar 120 perahu tradisional,” sambungnya.

Sep Radi menjelaskan, satu pekan kedepan masih banyak kegiatan lainnya dari rangkaian peringatan syukuran hari nelayan ke 63 tersebut, dengan acara penuputan dengan penampilan wayang golek.

“Kita berusaha melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan, insya allah tahun depan kita akan kembangkan denga menghadirkan stand stand pembangunan tepat guna, sesuai arahan pak Bupati tadi,” jelasnya.

Masih kata Radi, kegiatan syukuran peringatan hari nelayan ke 63 kali ini masuk ke 110 event terbaik dari KEN (Kharisma Event Nasional) sehingga setelah melihat antusias masyarakat Sep Radi menargetkan tahun depan masuk top 10 KEN.

“Hari ini kita masuk 110 event terbaik di Indonesia, targetan kami setelah melihat kegiatan hari ini, insya allah tahun depan kami akan berjuang, dan berkomunikasi dengan seluruh intansi terkait sehingga harapan kami masuk top 10 event,” ucapnya.

Hari nelayan ke 63 Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
Suasana prosesi labuh saji, dalam acara puncak peringatan syukuran hari nelayan ke 63 Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Sementara itu dilokasi berbeda ketua DPC HNSI Kabupaten Sukabumi Dede Ola menambahkan dalam prosesi labuh saji para nelayan menebar indukan ikan Lobster di tengah laut, menurutnya hal itu sebagai simbol bahwa selain terus dieksploitasi keberadaan ikan ikan harus tetap terjaga dan dilestarikan, sehingga diperlukan restoking atau penanaman induk ikan kembali.

“Itu simbol percontohan ketika mengekploitasi perikanan, kita juga wajib menjaga kelestarian jadi populasi, agar terus bisa dimanfaatkan untuk mencari nafkah berkelanjutan dengan pengembangbiakannya,” timpalnya.

“Dengan Lobster, ya walaupun saat ini masih ilegal, tapi kemarin kemarin masih ada nelayan yang mengeksploitasi benih benih lobster, tentunya kami berharap harus banyak lobster yang bertelur dilaut, makanya kami lakukan restoking dari indukan,” imbuhnya.

Untuk itu, sebagai ketua DPC HNSI Kabupaten Sukabumi yang membawahi puluhan ribu nelayan, Dede Ola berharap kebijakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bisa berpihak kepada masyarakat nelayan, khususnya dalam kebijakan penangkapan Lobster.

“Hari ini karena regulasi bertambah dan berubah, nah dilapangan mungkin uji publiknya yang kurang, untuk itu sangat berharap kepada pemerintah kalau mau menerapkan aturan dan UU diadakan uji publik dulu, karena lain daerah, lain wilayah, harus lain juga cara menanganinya,” bebernya.

“Memang kita Indonesia raya NKRI tapi pastinya potensi yang ada akan berbeda dari wilayah lain, artinya cara penanganannya pun harus berbeda, termasuk peraturan pemerintah sendiri, harusnya ada perbedaan dengan karakteristik, kuantitas dan jenis sumber daya ikan yang ada diwilayah tersebut,” tandasnya. (ndi).