Penyintas Pergerakan Tanah di Cikakak Sukabumi Mulai Menjerit, Bupati Tolong Kami !

pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Sukawayana, Desa Cikakak, Kabupaten Sukabumi
RUSAK BERAT : Suasana rumah warga korban terdampak pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Sukawayana, Desa Cikakak, Kabupaten Sukabumi.(Foto : Nandi Radar Sukabumi)

SUKABUMI — Belasan Warga Penyintas korban terdampak pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Sukawayana, Desa Cikakak, Kabupaten Sukabumi mulai menjerit kebingungan cari tempat aman. Pasalnya hingga saat ini belum ada relokasi yang dilakukan pemerintah daerah.

Bayu Ketua RT 02,  mengungkapkan sejumlah pemilik rumah yang merupakan korban terdampak pergerakan tanah saat ini terpaksa mengungsi dengan mengontrak ditempat aman.

Bacaan Lainnya

Saat ini, para penyintas  mengaku sudah kebingungan rumah yang rusak belum mendapat bantuan perbaikan karena keterbatasan ekonomi dan juga tidak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah.

“Warga tidak ada di rumahnya masing-masing sebagian, mereka kebingungan rumah rusak pergerakan tanah itu belum ada perbaikan sama sekali,” ungkap Bayu. Kamis, (22/9).

Dijelaskan Bayu, berdasarkan pantauan dilapangan sejauh ini kondisi pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Sukawayana sudah aman, hal itu setelah saluran air yang ada dibagian bawah pemukiman warga telah dilakukan perbaikan.

“Kalau masalah pergerakan tanah sekarang sudah aman ya, karena kan saluran air dari atas sampai bawah sudah diperbaiki, dulu itu kan karena gak ada saluran air, tapi sekarang alhamdulillah sudah dibikin, jadi aman sampai saat ini,” jelasnya.

“Cuman yang dipermasalahkan itu warga belum bisa kembali karena rumah mereka itu rusak, apalagi yang rusak total, yang parahnya ada sekitar 6 unit, yang retak-retak banyak, yang ditinggalkan itu sekitar 6 rumah,” imbuhnya.

Adapun para korban yang meninggalkan ataupun mengosongkan rumah, kata Bayu memilih mengontrak saat ini yang tidak jauh dari lokasi rumahnya masing masing.

“Mereka ngontrak, ada yang nempel di warung-warung, sekarang hampir setahun, intinya bingung gimana caranya untuk bisa memperbaiki rumah kembali, sedangkan bantuan itu tidak ada sama sekali, khususnya berupa untuk membangun,” terangnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *