Pariwisata Sukabumi Perlu Dibenahi

Pantai Palabuhanratu masih menjadi objek wisata favorit bagi para wisatawan baik lokal maupun wisatawan domestik.

SUKABUMI – Permasalahan di objek wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi memang sering menjadi buah bibir. Bahkan, tak sedikit wisatawan yang mengaku kapok berkunjung ke Sukabumi.

Hal ini juga diakui oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sukabumi, Kwan Boen Liong alias Leuleung. Dirinya menyebut, masih banyak permasalahan seputar pariwisata di Kabupaten Sukabumi. Salah satunya dirinya menyebut banyaknya tempat parkir liar di sejumlah objek wisata.

Bacaan Lainnya

“Masih banyak parkir-parkir liar. Termasuk di daerah Geopark juga ada parkir liar. Selain itu, di tempat wisata vital juga suka ada saja oknum pedagang yang menjual harga seenaknya saja,” ujarnya kepada Radar Sukabumi usai menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Sukabumi, di Grand Inna Samudera Beach Hotel (GISBH), Selasa (30/03).

Menurut Leuleung, hal itu sangat mengganggu wisatawan yang akan datang ke objek wisata di Sukabumi. Sehingga, mereka enggan kembali berkunjung. Maka dari itu, jika ada temuan dirinya meminta agar segera melaporkan ke pihak kepolisian.

“Itu mengganggu wisata ke sini (Sukabumi). Masih ada lah (parkir liar). Kita-kita juga harus ikut serta jika ada temuan, segera dilaporkan dan kepolisian juga sudah siap membantu kita untuk menjaga situasi semacam itu,” tegasnya.

Di sisi lain, di masa pandemi Covid-19 ini pariwisata di Sukabumi diakuinya masih bisa bertahan. Tapi yang terpenting seperti disampaikan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Sumber Daya Manusia (SDM) nya juga harus betul-betul ada penanganan. Salah satunya jangan sampai ada yang menaikan harga di atas standar.

“Jangan sampai setiap ada wisatawan datang, beli makanan atau apapun itu di objek wisata harganya digetok (dinaikan). Misalnya harga yang dibeli seharusnya tiga ribu, menjadi lima ribu. Itu juga menjadi hambatan wisatawan datang ke Sukabumi,” papar Leuleung.

Maka dari itu, dirinya meminta semuanya harus benar-benar terjaga, supaya pariwisata di Sukabumi tetap berjalan. Kalau dari pihak pelaku pariwisata bisa terus mengembangkan situasi yang nyaman, tentunya wisatawan akan berdatangan kembali.

“Jangan sampai nanti itu kita jadi tuan sampah. Tuan sampah itu mereka bawa barang sendiri, makan disini dan gak berani beli. Kita akan terus sosialiasi kepada masyarakat, terutama pelaku-pelaku wisata,” jelasnya.

Ia menambahkan, di tengah pandemi Covid-19 ini pihaknya juga mengimbau agar tempat wisata untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

“Tetap terapkan prokes dengan berpedoman kepada 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi,” tandasnya.(cr1/t).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *