P2TP2A Mengklaim Siap Bantu Pendidikan Sharido

Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan saat memberikan santunan kepada Sharido (9) di Kampung Pesantren, RT 3/17, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja.

SUKARAJA — Kisah memilukan seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Sharidho Sutoval (9) yang sempat viral di media sosial setelah aksi Sharido di video dengan berdurasi sekitar satu menit dan diunggah di media sosial Facebook maupun Tik Tok itu, menuai perhatian serius dari semua kalangan.

Sharido telah viral di media sosial saat menangis sambil memeluk dan menemani jenazah ibunya Shinta Setiawati (39) yang meninggal dunia di tempat kerjanya di daerah Masuji,Bangka Belitung, Sumatera, pada beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

Berkat kerjasama seluruh stakhehoalder dan dinas terkait, kini akhirnya bocah tersebut tengah berada di rumah neneknya yang berada di Kampung Pesantren, RT 3/17, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuaan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan mengatakan, pihaknya mengaku telah mendapatkan informasi soal bocah disabilitas yang ditinggalkan wafat oleh ibunya itu, setelah konfirmasi ke Camat Sukaraja.

“Alhamdulillah anaknya sekarang anak ini, berada dibawah asuhan sodaranya,” kata Yani kepada Radar Sukabumi, Minggu (18/10).

Untuk itu, setelah mendapatkan kabar soal bocah tersebut, ia langsung bergegas ke lokasi rumah neneknya untuk melihat kondisinya dan memberikan bantuan atau santunan kepada anak piatu itu.

“Saya juga mengucapkan banyak terimaksih kepada semua pihak yang sudah membantu kepulangan Sharido dari Bangka ke Sukabumi,” paparnya.

Menurutnya, kisah haru Sharido ini bukan kasus kekerasan atau penelantaran anak. Makanya, persoalan tersebut tidak masuk pada laporan P2TP2A Kabupaten Sukabumi.

Hanya saja, secara pribadi ia mengaku turut bertanggungjawab akan kelangsungan hidupnya, terutama soal pendidikannya.

“Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi sudah ke lokasi rumah neneknya yang mengasuh anak tersebut. Nanti akan disekolahkan di SLB Limbangan.

Namun sebelumnya akan dicoba sekolah di SD biasa dulu, karena anak itu cerdas kata neneknya, kalau diajak bicara nyambung, hanya saja mengalami kesulitan dalam bicara saja, mungkin nanti akan diterapi lanjutan karena seblumnya pernah diterapi hanya, tidak tuntas karena keburu dibawa ibunya ke Lampung,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *